Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menggenjot Kinerja Pelabuhan Patimban

Ekspor mobil dan kendaraan berat menjadi kegiatan utama Pelabuhan Patimban sejak beroperasi pada Desember 2021. Dalam setahun ke depan, pemerintah menargetkan sebanyak 160 ribu unit mobil dikirim melalui pelabuhan baru di Kabupaten Subang itu. 

30 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mobil-mobil yang akan diekspor di Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, 29 Maret 2022. ANTARA/M Ibnu Chazar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sejak Pelabuhan Patimban beroperasi pada Desember 2021, ekspor mobil melalui pelabuhan tersebut sudah mencapai 24 ribu unit.

  • Volume kendaraan impor yang masuk melalui Patimban mencapai 30.500 unit.

  • Kapasitas terminal kendaraan Patimban akan ditingkatkan hingga 600 ribu unit.

SUBANG – Sejauh mata memandang, lapangan penyimpanan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dipenuhi ribuan mobil berbagai merek yang terparkir bersaf-saf. Mobil-mobil ini tengah menanti kapal yang akan membawa mereka ke berbagai tujuan, baik ke kota lain di dalam negeri maupun ke luar negeri. Di antara mobil-mobil itu juga terdapat sejumlah alat berat, seperti ekskavator dan truk, yang terparkir rapi. Area berkapasitas 218 ribu unit kendaraan itu tampak hampir penuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di pinggir dermaga, sejumlah kapal tunda bersandar. Aktivitas di pelabuhan akan semakin ramai setiap ada kapal pengangkut mobil yang melepas jangkar. “Sejak operasi kami dimulai pada Desember 2021, arus keluar-masuk completely built-up (CBU/kendaraan utuh) cukup memuaskan,” ucap Staf Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban, Mawardi, di dermaga tersebut, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aktivitas ekspor-impor kendaraan bermotor, terutama mobil dan alat berat, menjadi kegiatan utama di Patimban sejak 17 Desember 2021. Tiga bulan pelabuhan itu beroperasi, tercatat sebanyak 24 ribu unit kendaraan CBU diekspor dari sana. Adapun volume kendaraan CBU yang masuk melalui Patimban lebih banyak, yakni 30.500 unit.

Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah karena daya tampung Patimban akan ditambah secara bertahap. Nantinya, pelabuhan di utara Kabupaten Subang ini akan berkapasitas 600 ribu unit kendaraan CBU. Adapun hingga akhir tahun ini, Patimban ditargetkan menjadi pintu ekspor bagi 160 ribu unit kendaraan CBU. “Sedangkan pembongkaran muatan mobil kiriman dari Batam atau Belawan setiap pekannya sudah mencapai 2.000-2.500 unit,” kata Mawardi.

Presiden Joko Widodo saat meninjau pelepasan ekspor mobil ke sejumlah negara, di Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, 8 Maret 2022. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Target itu sempat diucapkan Presiden Joko Widodo yang memantau langsung proses ekspor mobil produksi Toyota di Patimban pada 8 Maret lalu. Dia optimistis target itu bisa ditingkatkan setelah melihat pesatnya pertumbuhan ekspor melalui Pelabuhan Patimban selama tiga bulan terakhir. “Melihat progres tiga bulan ini, kelihatannya bisa naik menjadi 180 ribu mobil untuk ekspor,” kata Jokowi.

Menurut dia, Indonesia menyasar ekspor mobil ke Filipina, Brunei, Jepang, dan Vietnam. Jaringan pengiriman itu masih bisa diperluas. “Sehingga (dalam) satu bulan kurang-lebih dari sini akan bisa diekspor 15 ribu mobil, dan ini akan sangat bagus,” kata Jokowi.

Salah satu pabrikan otomotif yang telah memanfaatkan Patimban adalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kepada Tempo, Direktur TMMIN, Bob Azam, mengatakan setiap bulan perusahaannya rata-rata mengirim 7.600 unit mobil melalui Patimban. Sejauh ini, Toyota juga masih mengirim mobil lewat pelabuhan lain. “Perbandingan ekspor mobil Toyota lewat Patimban dan lewat Pelabuhan Tanjung Priok saat ini sekitar 40:60,” kata Bob.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Mugen Suprihatin Sartoto, memastikan promosi pemanfaatan Patimban terus digencarkan ke kalangan agen pemegang merek dan pabrikan kendaraan. Pemerintah beberapa kali menggelar pengenalan pasar (market sounding) kepada manufaktur otomotif dan perusahaan pelayaran.

“Kami tawarkan lead time (jarak waktu dari barang dikirim hingga diterima) yang lebih optimal kepada pabrikan,” ujar Mugen. Pengelolaan yang lebih rapi dan kapasitas Patimban yang belum sepadat car terminal Tanjung Priok pun menjadi daya jual kepada perusahaan. 

Kendati begitu, keberadaan Patimban juga dinilai bakal mendukung Tanjung Priok. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan ingin menjadikan Pelabuhan Patimban dan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub kembar. Pelabuhan Patimban dianggap sebagai solusi pemecah kemacetan kendaraan logistik di area Tanjung Priok. “Tanjung Priok melayani wilayah barat ke Bekasi dan Pelabuhan Patimban melayani dari Bekasi hingga ke wilayah timur Jawa,” ucap Budi.

YOHANES PASKALIS | JULNIS FIRMANSYAH | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca Juga:

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus