Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bank Indonesia Mengklaim Skema Repo Line Memperkuat Rupiah

Cadangan devisa menyusut US$ 9,4 miliar dalam sebulan.

8 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karyawan bank mengitung uang 100 dollar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, 17 Maret lalu. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Bank Indonesia mendapatkan fasilitas repurchase agreement (repo) line senilai US$ 60 miliar dari bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan skema ini dapat dimanfaatkan apabila Indonesia membutuhkan dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui skema repo line, Bank Indonesia bisa memperkuat likuiditas dolar AS untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, di samping menggunakan cadangan devisa. "Hingga saat ini kami belum ada rencana untuk menggunakan fasilitas itu. Tapi kalau diperlukan kami akan menggunakannya," ujar Perry, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Perry, bank sentral membagi alokasi cadangan devisa untuk beberapa kebutuhan. Cadangan devisa dalam bentuk likuid ditujukan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sedangkan devisa dalam bentuk lain seperti surat berharga negara dan obligasi berdenominasi dolar AS menjadi aset penjamin (underlying) untuk melakukan repo dengan The Fed. "Untuk memenuhi kebutuhan dolar," kata dia.

Kerja sama yang dikategorikan sebagai Foreign and International Monetary Authorities (FIMA) ini lazim diberikan The Fed kepada sejumlah bank sentral negara berkembang. Perry mengatakan kesepakatan ini menjadi bagian dari kepercayaan Amerika Serikat kepada Indonesia. "Bahwa kita memiliki prospek ekonomi yang baik. Kebijakan-kebijakan di sektor makro-ekonomi, perbankan, dan keuangan dinilai prudent," ucap Perry.

Selain dengan The Fed, BI memiliki kerja sama repo line dengan beberapa lembaga lain, yaitu Bank for International Settlements (BIS) senilai US$ 2,5 miliar, Monetary Authority of Singapore (MAS) senilai US$ 3 miliar, dan bank sentral lain di kawasan Asia Tenggara senilai US$ 500 juta–1 miliar.

Menurut Perry, kesepakatan repo line akan memperkuat ketahanan moneter (second line of defense) yang telah dimiliki sebelumnya, seperti kerja sama Bilateral Currency Swap Agreement dengan beberapa negara, seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Berdasarkan data BI, cadangan devisa menyusut US$ 9,4 miliar, dari US$ 130,4 miliar pada akhir Februari menjadi US$ 121,0 miliar pada akhir Maret. Perry mengakui bahwa penurunan cadangan devisa itu digunakan untuk intervensi menahan pelemahan nilai tukar rupiah. Nilainya, kata dia, mencapai US$ 7 miliar pada minggu kedua dan ketiga Maret. "Saat itu terjadi kepanikan yang mendorong investor global melepas saham dan obligasi," kata dia. Adapun US$ 2 miliar sisanya digunakan untuk membayar utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo. "Meski demikian, cadangan devisa lebih dari cukup."

Perry mengatakan kebutuhan cadangan devisa untuk intervensi pasar semakin menurun. Hal itu ditopang oleh kurs rupiah yang menguat. Kemarin, kurs rupiah menguat 1,56 persen (point to point) menjadi 16.125 per dolar AS. "Kami meyakini nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung stabil dan menguat hingga akhir tahun ke arah 15.000 per dolar AS," ujar dia.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan penguatan rupiah didukung oleh sejumlah sentimen, salah satunya adalah keputusan lembaga pemeringkat, Moody’s Investors Service, untuk memberikan peringkat Baa dengan outlook stabil untuk obligasi dolar AS yang akan dikeluarkan pemerintah Indonesia. Surat utang itu ditujukan untuk membiayai program penanganan wabah virus corona (Covid-19).

Surat utang berjangka waktu 10–50 tahun itu masuk dalam program penerbitan obligasi senilai US$ 10 miliar yang didaftarkan ke Securities and Exchange Commission (SEC). "Ini menjadi sentimen yang dicermati investor," ujar dia. Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak di kisaran 16.120–16.400 per dolar AS. GHOIDA RAHMAH


Bank Indonesia Mengklaim Skema Repo Line Memperkuat Rupiah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus