SEBUAH bank baru, bernama Bank Kesejahteraan Ekonomi (BK), Kamis pekan lalu resmi beroperasi. Inilah bank yang 75% sahamnya dimiliki Induk Koperasi Pegawai Negeri RI (IKPN-RI), di samping pemegang saham lainnya seperti PT Taspen, Yayasan Asuransi Jasa Raharja, Asuransi Jasa Indonesia, dan Asuransi Ekspor Indonesia. Sebelum beroperasi, BK berhasil menghimpun dana untuk modal disetor Rp 10 milyar. Sukses ini justru terjadi di tengah masa sulit, ketika bank-bank harus meningkatkan permodalannya untuk mencapai CAR 5%. "Gagasan ini tidak timbul sekonyong-konyong karena ikut-ikutan," ujar Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, ketua IKPNRI dan kini menjabat Direktur Utama BK. BK sudah direncanakan sejak empat tahun silam dan dikukuhkan dalam rapat anggota IKPN-RI tahun 1990. Menurut Sumitro, dana yang sudah terhimpun Rp 10 milyar, disetor oleh Koperasi Pegawai Negeri dan mitranya melalui simpanan khusus pendirian bank (SKPB). Untuk memenuhi jumlah modal dasar sebesar Rp 50 milyar, IKPN-RI mengeluarkan sertifikat SKPB seharga Rp 10.000 per lembar. Sebagai imbalan, pemegang sertifikat akan menerima dividen yang dibagikan setiap tahun. Dalam menjalankan tugasnya, Sumitro akan dibantu Direktur Operasi Johnny Hadisoryo (utusan Bank Indonesia) dan Direktur Kredit Ubaidillah Faridz (direktur Bank Industri). Kendati BK mengutamakan penyaluran kredit untuk KPN dan koperasi lainnya, toh tidak tertutup peluang untuk melayani kredit umum. "Tapi yang utama meningkatkan kesejahteraan anggota IKPNRI dulu," ujar Sumitro. Kini BK sedang menyiapkan KPN dan GKPN agar dapat berfungsi sebagai cabang BK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini