"SAINGAN utama kita ialah Jepang," demikian W. Dean Moran,
deputi Pembantu Menteri Amerika Serikat untuk Perniagaan
Internasional. Pidatonya di tujukan pada para anggoia Kamar
Dagang Amerika di Jakarta, berbarengan dengan penyelenggaraan
Dinamika '77 minggu lalu.
Dinamika '77 yang berlangsung di lingkungan Hotel Jakarta Hilton
tela'l memalnerkan hasil teknologi Anterika untuk bidang
pertanian, kehutanan dah pengolahan kayu. Jumlah pengunjungnya
ternyata melebihi apa yang diharapkannya. Pameran ini jelas
berusaha mendekati prioritas pembangunan Indonesia yang makin
banyak membutuhkan barang modal. Namun pihak penyelenggaranya,
seperti terbayang dari ucapan Moran, melihat Jepang sudah
menggagahi pasaran Indonesia.
Amerika mengalami defisit perdagangan yang ditaksir mencapai $30
milyar tahun ini - suatu rekor yang tidak menyenangkan. Defisit
itu juga dialaminya dengan Indonesia. Amerika mengimpor dari
Indonesia tahun lalu $ 3 milyar dibanding ekspornya ke sini cuma
$ 1 milyar. Pameran ini adalah sebagian dari usaha Amerika
menyeluruh untuk mengurani defisit perdagangannya.
Tapi sekali ini jelas matanya bukan khusus ditujukan pada
Indonesia, melinkan juga ke pasaran ASEAN. Dengan ASEAN,
defisitnya tahun ini ditaksir $ 3 milyar, dibanding cuma $ 68
juta pada tahun 1971. Dinamika '77 juga mengharapkan pengunjung
dari negara anggota ASEAN lainnya, tapi menurut satu pejabat
pameran ini, "mereka tidak muncul seperti yang kami harapkan."
Sedikit sekali, jika ada, kontrak yang ditandatangani oleh para
peserta pameran. "Tujuan kami memang bukanlah untuk segera
menjual," kata orang dari Bell Helicopter Textron, yang
terus-menerus memutar film tentang betapa hebat daya angkut
pesawat Heli-nya. Tapi peserta Grumman Arnerican Aviation
Corporation sudah menjual pada PI Kapas di Kendari, seharga $
76.000, suatu pesawat capung yang dipamerkannya. Pesawat itu
disebut lincah menyemprot melawan hama di daerah perkebunan.
Lebih separoh dari 56 perusahaan yang ikut dalam pameran ini
masih belum mengenal pasaran Indonesia. Mereka baru mulai
coba-coba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini