PT Sepatu Bata mungkin merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang bisa mengatasi resesi dengan baik. Tahun lalu, yang diangga tahun sulit oleh kalangan bisnis, Bata masih bisa menaikkan jumlah sepatu yang dijualnya dengan 2% menjadi 8,4 juta pasang, sesudah mengalami penurunan 5% tahun sebelumnya. Laba bersihnya melonjak 40% menjadi Rp 3,9 milyar dari nilai penjualan Rp 30,6 milyar. Devaluasi pada bulan Maret 1983, yang memahalkan saingannya dari impor, rupanya membantu Bata. Dalam laporan keuangan sampai Juni 1984, yang baru-baru ini diumumkan, laba bersih Bata sudah mencapai Rp 2,2 milyar, dari nilai penjualan Rp 17,5 miIyar. Dalam wawancaranya dengan TEMPO baru-baru ini, G.E. Marchesi, 47, yang baru tiga bulan memegang jabatan presiden direktur, menyatakan rasa optimisme terhadap masa depan Bata, "sekalipun prospek dalam 4-5 bulan mendatang ini agak sulit." Marchesi, yang berkebangsaan Kanada tapi keturunan Italia itu, agaknya segera menyadari sifat musiman penjualan sepatu. "Lebaran sudah lewat, begitu pula tahun sekolah baru," katanya. Di samping menguasai pasaran yang cukup luas di dalam negeri, Bata juga sudah mulai mengekspor sepatu ke Singapura dan Timur Tengah. Marchesi, yang lahir di dusun kecil di Italia yang menghasilkan 50.000 pasang sepatu setahun, rupanya juga punya rencana cukup ambisius. Bata, katanya, akan mengekspor sepatu ke Italia, tanah air sepatu kualitas tinggi di Eropa. Jenis yang akan diekspor memang bukan jenis yang mahal dan berkualitas tinggi. Jenis sepatu yang penjualannya mengalami pertumbuhan pesat di simi adalah jenis sepatu olah raga - Power adalah cap sepatu Bata yang populer saat ini - sepatu anak sekolah, dan sandal laki-laki. Jenis lain biasa-biasa saja. Dua pabriknya, masing-masing di Surabaya dan Medan, akan diperluas dan dimodernisasikan, yang diperkirakan akan memerlukan investasi Rp 3 milyar. Dana untuk pembiayaan investasi ini disediakan Bata dengan cara yang sedikit unik. Pada Oktober 1981, Bata mendapat pinjaman US$ 6 juta dari Morgan Guaranty Trust Co. of New York dengan bunga satu seperdelapan persen di atas bunga pinjaman antarbank di London (Libor). Uang pinjaman itu lalu ditaruh sebagai deposito berjangka di sini, dengan bunga 9,5% dan 103/8% selama setahun, dan hasil semua itulah yang digunakan untuk pembiayaan investasinya. Bata baru saja mengumumkan dividen interimnya sebesar Rp 90 per saham. Saham PT Sepatu Bata memang naik pada saat harga saham perusahaan lain turun. Sekarang harga saham Bata mencapai Rp 1.395 dibanding Rp 1.190 pada awal tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini