Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, tagar-tagar yang memuji keberhasilannya ramai beredar di media sosial, khususnya di X atau Twitter. Salah satu tagar yang muncul adalah #TerimakasihPakJokowi. Sejak 1 hingga 10 Oktober 2024, tagar itu telah diunggah lebih dari 11 ribu kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan Majalah Tempo berjudul “Duit Besar Glorifikasi Jokowi” edisi Minggu, 13 Oktober 2024, berbagai akun anonim nampak aktif meramaikan tagar tersebut. Misalnya, akun @cicicinonggg dengan pengikut berjumlah 19 orang, memuji Jokowi atas kontribusinya dalam pengembangan energi terbarukan. Sementara itu, akun @LuqmanPodolski_ menyatakan Jokowi telah membantu petani meningkatkan produktivitas melalui teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain tagar ucapan terima kasih pada Jokowi, berbagai tagar kampanye keberhasilan Jokowi lainnya juga bergaung di X. Pada Jumat, 11 Oktober 2024, misalnya, tagar #10thnJokowiPrabowolanjutkan mencuat hingga mencapai peringkat keenam di daftar tren dengan 22.500 unggahan. Kampanye pencitraan Jokowi juga turut disemarakkan dengan tagar #KerjaNyataJokowi, yang diunggah hampir 4.400 kali.
Kemunculan akun-akun anonim ini pun dianalisis oleh peneliti Drone Emprit—pemantau percakapan di media sosial— Rizal Nova Mujahid. Ia menilai, kemiripan narasi menandakan akun-akun anonim itu terkoordinasi. “Biasanya waktu posting-nya berdekatan,” kata Rizal dalam wawancara dengan Tempo via Zoom pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Berdasarkan data Drone Emprit, total engagement atau interaksi di media sosial yang terkait dengan kampanye ini mencapai 113 juta di platform X. Jika digabungkan dengan interaksi di Facebook, TikTok, dan YouTube, maka total engagement kampanye mencapai lebih dari 140 juta, melibatkan sekitar 2.892 akun yang sebagian besar anonim. “Sangat efektif dan terkoordinasi,” ucap Rizal.
Selanjutnya baca: Peran Menkominfo Budi Arie
Tak hanya akun anonim, kampanye keberhasilan Jokowi juga didukung oleh akun-akun milik pemerintah dan relawan. Direktorat Jenderal Pajak serta beberapa akun di bawah Kementerian Keuangan tampak aktif mempromosikan keberhasilan pemerintah melalui Instagram.
Selain itu, sejak akhir Agustus 2024, Akun pro-Jokowi seperti @RcyberProj0 yang dikelola oleh organisasi relawan Projo juga rutin membagikan narasi berterima kasih kepada Presiden. Akun itu mengucapkan selamat bekerja untuk Prabowo Subianto, dengan tambahan pesan kampanye anti-judi online.
Ketua Umum Projo sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengaku telah mengerahkan anak buahnya di kementerian maupun ProJo untuk membanjiri media sosial dengan narasi-narasi tersebut. Namun ia mengklaim tidak merekrut influencer ataupun buzzer untuk mengkampanyekan keberhasilan Jokowi. “Jangan terlalu didesain,” kata Budi kepada Tempo di kantornya, Kamis, 10 Oktober 2024.
Kampanye citra Jokowi semakin masif setelah diadakannya rapat di kantor pusat Projo, Jakarta pada Rabu, 9 Oktober 2024. Rapat yang dipimpin oleh Koordinator Nasional Duta Jokowi yang juga tenaga ahli utama bidang komunikasi politik Kantor Staf Presiden, Joanes Joko, itu mendesain orkestrasi pencitraan di media sosial.
Menurut cerita Joanes Joko, dalam rapat tersebut para relawan membahas strategi kampanye transisi dari Jokowi ke Prabowo. Joanes menjelaskan bahwa mereka ingin mengekspresikan rasa terima kasih kepada Jokowi sembari menyampaikan pesan selamat bekerja kepada Prabowo. “Ada yang bilang juga matur nuwun, Pakde Jokowi,” tutur Joanes saat dihubungi pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Dalam beberapa hari, Joanes, yang terus memonitor unggahan di media sosial, mengklaim kampanye keberhasilan Jokowi kian deras. Meski banyak didukung akun anonim, Joanes dan Budi Arie membantah adanya pengerahan pasukan buzzer untuk memperkuat klaim keberhasilan Jokowi. “Ini organik, pakai relawan,” tegas Budi Arie.
Erwan Hermawan, Egi Adyatama, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran dan Septia Ryanthie berkontribusi dalam penulisan artikel ini.