Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Belanja Negara 2023 Rp 2.993,4 T, Sri Mulyani Perkirakan Defisit APBN 2,9 Persen

Sri Mulyani mengemukakan, belanja negara pada tahun 2023 berkisar Rp2.795,9 triliun sampai Rp2.993,4 triliun

31 Mei 2022 | 22.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan, belanja negara pada tahun 2023 berkisar Rp2.795,9 triliun sampai Rp2.993,4 triliun atau setara dengan 13,80 hingga 14,60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Postur belanja ini disusun dengan mempertimbangkan beragam hal, termasuk peningkatan subsidi energi karena kenaikan harga minyak mentah yang diasumsikan berkisar 80 sampai 100 dolar AS per barel di 2023.
"Di dalam postur ini, shock yang besar dari sisi subsidi yang sekarang ini terus kita hitung dan kita kelola tentu akan mempengaruhi postur di 2022 dan 2023," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran di Gedung DPR RI, Selasa 31 Mei 2022.
Secara rinci, belanja negara pada 2023 terdiri dari belanja pemerintah pusat sekitar Rp1.995,7 triliun sampai Rp2.161,1 triliun atau 9,85 sampai 10,54 persen dari PDB dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp800,2 triliun sampai Rp832,4 triliun atau setara 3,95 sampai 4,06 persen dari PDB.  
Menkeu menuturkan, belanja itu dianggarkan untuk beragam pos pengeluaran, seperti kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan, dan belanja infrastruktur.

Pemasukan Negara 2023 Naik

  

Adapun pendapatan negara dipatok berkisar Rp2.266,7 triliun sampai Rp 2.398,8 triliun atau 11,19 sampai 11,70 persen dari PDB.
Dari nilai itu, penerimaan pajak di 2023 ditarget berkisar Rp1.884,6 triliun sampai Rp1.967,4 triliun atau 9,30 sampai 9,59 persen dari PDB.

Kemudian, PNBP ditargetkan mencapai Rp380,1 triliun hingga Rp427,3 triliun atau 1,88 persen sampai 2,08 persen dari PDB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hibah didesain mencapai Rp2 triliun sampai Rp4,1 triliun atau 0,01 sampai 0,02 persen dari PDB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun depan, defisit APBN ditekan pada kisaran 2,61 sampai 2,9 persen dari PDB atau Rp529,2 triliun hingga Rp594,6 triliun.

"Rasio utang kita akan tetap dijaga di 40,58 persen hingga 42,42 persen dari PDB. Ini adalah postur 2023 yang masih konsisten dengan tema APBN yang memiliki fungsi stabilisasi, alokasi, dan efisiensi, distribusi, dan pada saat yang sama harus menjaga konsolidasi untuk mengembalikan kesehatan dan ketahanan fiskal,"  kata Sri Mulyani.

Baca: Kondisi Makro 2023 Penuh Tantangan, Sri Mulyani: Harus Teliti dan Waspada

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus