Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal melakukan perbaikan 40 terminal di Indonesia, di antaranya dengan menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD). Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan bahwa perbaikan tiap terminal akan memakan biaya sebesar Rp 2 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memenuhi kebutuhan anggaran dan membangun kualitas terminal yang lebih baik, pihaknya menggandeng swasta. “Terminal yang ada ini nanti akan kita coba pemanfaatannya tidak hanya untuk terminal saja, tapi TOD,” ujarnya, Kamis, 8 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi berharap akan ada kegiatan lain di terminal tersebut, seperti apartemen, hotel, mal ataupun pasar. Dengan konsep TOD, fungsi terminal akan lebih lengkap dan juga tersedia beberapa moda transportasi lain seperti kereta api. “Sudah ada beberapa yang minat untuk garap terminal dengan bentuk TOD tadi. Ada di Cirebon, Bawen, dan Malang,” ungkapnya.
Dari seluruh terminal yang masuk dalam rencana, Kemenhub menargetkan dapat membangun minimal sepuluh terminal dengan konsep TOD. Peletakan batu pertama atau Groundbreaking diharapkan dapat dilakukan tahun ini, dengan target rampung pada 2019.
Selain pembangunan terminal, inovasi lain yang dilakukan adalah peningkatan kualitas pelayanan angkutan bus. Untuk hal ini, terang Budi, pihaknya berencana menggandeng Organisasi Angkutan Darat (Organda). “Pada 25 Februari 2018, saya akan luncurkan sistem e-ticketing. Jadi, semua penumpang bus jurusan apapun, tujuan apapun, mobil apapun, bisa dibeli dengan aplikasi di ponsel kita," katanya.