Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Benarkah Pelemahan IHSG Imbas dari Isu Mundurnya Sri Mulyani?

Analis menilai isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulayani telah memicu kekhawatiran di pasar, terutama terkait anjloknya IHSG.

19 Maret 2025 | 14.32 WIB

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ketika inspeksi mendadak pimpinan DPR RI dan Komisi XI DPR RI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2025. Tempo/Amston Probel
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ketika inspeksi mendadak pimpinan DPR RI dan Komisi XI DPR RI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2025. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas perekonomian Tanah Air menjadi sorotan. Bagaimana tidak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilaporkan anjlok di penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 18 Maret 2025. Hal ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah trading halt atau penghentian perdagangan saham sementara waktu selama 30 menit setelah indeks turun ke level lebih dari 5 persen, sebelum menutup di level 6,076 atau minus 6,11 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketidakpastian pasar keuangan Indonesia saat ini diikuti dengan kabar pembentukan Danantara, pemangkasan anggaran, dan pelbagai kebijakan yang tak selaras dalam mendukung perekonomian. Penurunan ini menjadi perhatian utama bagi investor domestik dan asing, terutama terkait dengan rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Isu Mundurnya Sri Mulyani

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi pasar adalah kabar mundurnya Sri Mulyani. Liza menilai mantan Managing Director World Bank tersebut adalah magnet tersendiri bagi investor asing. “Kendalanya dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran sudah tak diragukan lagi,” kata Liza, Selasa, 18 maret 2025.

Menteri Keuangan tersebut telah dianggap sebagai kunci bagi investor dalam menjaga stabilitas fiskal. Dengan tingginya kebutuhan pendanaan untuk program pemerintah, sambung Liza, potensi penerbitan surat utang negara meningkat.

“Sri Mulyani sejatinya diharapkan bisa menjadi rem Pak Prabowo demi menjaga stabilitas fiskal,” ujarnya. Jika digantikan oleh sosok kurang berpengalaman, investor khawatir defisit APBN bisa melampaui 3 persen dan rasio utang luar negeri terhadap PDB mendekati 50 persen.

Sri Mulyani Bantah Isu Mundur

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa ia tetap menjabat di Kabinet Merah Putih, menanggapi rumor mengenai pengunduran dirinya. “Saya Tegaskan saya ada di sini, berdiri dan tidak mundur, mengelola APBN,” kata Sri saat konferensi pers, Selasa, 18 Maret 2025,

Bendahara Negara itu pun memastikan komitmennya untuk menjaga keuangan negara demi mencapai tujuan pembangunan pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia menegaskan fokusnya pada tugas yang diamanahkan presiden, meskipun isu mundurnya telah memicu kekhawatiran di pasar, terutama terkait anjloknya IHSG.

Dampak bagi Investor

Kejatuhan IHSG berdampak signifikan bagi investor. Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyebut penurunan ini disebabkan oleh pandangan negatif investor asing terhadap pasar Indonesia. Morgan Stanley dan Goldman Sachs memangkas rating saham-saham Indonesia, menggarisbawahi beberapa faktor utama yang menjadi perhatian mereka.

“Faktor utama yang mereka soroti, seperti defisit anggaran yang melebar menjadi 2,9 persen dari PDB, risiko fiskal akibat realokasi anggaran dan pendirian Danantara serta ekspansi pembangunan rumah subsidi, serta dampak dari tensi kebijakan tarif yang dapat melemahkan rupiah,” katanya.

Tidak hanya itu, Audi melanjutkan, tekanan dari jual asing yang saat ini semakin kuat. Aksi jual besar-besaran mencerminkan kepanikan di kalangan investor domestik dan asing. Hingga 17 Maret 2025, investor asing tercatat melakukan outflow sebesar Rp 26,9 triliun dari pasar saham Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa banyak investor asing mulai menarik diri akibat ketidakpastian yang ada.

Audi pun memperingatkan bahwa jika aksi jual panik berlanjut, IHSG berpotensi menembus level psikologis 6.000. “Kalau level ini jebol, support berikutnya ada di 5.900,” tuturnya.

Dinda Shabrina, Ilona Estherina dan Vindy Florentin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus