Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berebut Tayangan Liga Utama

Kecuali Astro, banyak televisi berlangganan yang sewot karena tak mendapatkan hak siar Liga Utama Inggris. Memang gurih kue bisnisnya.

20 Agustus 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam dua pekan terakhir ini, Sabtu malam jadi kelabu untuk Cahyadi. Televisi nasional, yang dulu menyiarkan pertandingan sepak bola Liga Inggris saban akhir pekan, mulai tahun ini tak lagi muncul. Hak siarnya beralih ke Astro, televisi berlangganan milik perusahaan patungan Indonesia-Malaysia.

Padahal, sebagai pencinta sejati Manchester United, pria 30 tahun itu ingin menonton aksi para pemain idolanya mempertahankan gelar English Premier League musim ini. Kini Cahyadi, karyawan swasta di Jakarta Barat itu, sedang mempertimbangkan berlangganan Astro. ”Tapi harus ada pengeluaran rumah yang dipangkas, karena biaya langganannya minimal Rp 200 ribu,” katanya.

Ada jutaan bolamania di negeri ini yang kecewa dan kesal, karena untuk pertama kalinya di Indonesia, hak siar eksklusif Liga Utama Inggris dipegang televisi berlangganan. Astro, yang memiliki 48 kanal, memperoleh hak siar 370 pertandingan dari 20 klub ternama asal Inggris dalam Liga Inggris, yang dikenal dengan Barclays Premier League. Musim kompetisi 2007–2008 ini dimulai pada 11 Agustus 2007 hingga Mei 2008.

Di musim sebelumnya, lima televisi berbayar Indonesia memiliki hak serupa. Tak mengherankan jika banyak yang bertanya-tanya. ”Cara Astro mendapatkan hak siar ini sangat tidak lazim,” kata Bambang Lusmiadi, Direktur Content and Marketing PT Indonusa Telemedia, pengelola televisi berbayar TELKOMVision, yang mendapat hak siar Premiership musim sebelumnya.

Sejak Juli lalu, pihaknya telah meminta konfirmasi hak siar pada saluran penyedia program olahraga ESPN dan Star Sport, yang mendapat hak siar penuh Liga Utama Inggris, menyusul sukses transaksinya dengan asosiasi sepak bola Inggris (FAPL). ”Namun, tak ada jawaban hingga kini,” kata Bambang, yang mengaku tak tahu soal penawaran hak siar eksklusif.

Konsekuensinya, 75 persen pengaduan yang masuk setiap hari ke call centre anak usaha TELKOM yang memiliki 40 ribu pelanggan ini mempertanyakan mengapa TELKOMVision tidak menayangkan aksi Christiano Ronaldo dan kawan-kawan. Hal senada dikeluhkan Rudi Tanoesoedibjo, Direktur Utama PT Media Nusantara Sky Vision.

Hingga saat ini, pihaknya selaku pengelola televisi berlangganan Indovision tak mendapat pemberitahuan resmi dari ESPN dan Star Sport. Padahal, di musim lalu, pay TV dengan 350 ribu pelanggan ini selalu menghadirkan pertandingan sepak bola dari Inggris. ”Bahkan sehari menjelang musim Liga Utama dimulai, kami masih bisa mengunduh program-programnya di ESPN,” kata Rudi.

Betapapun, Astro tak gentar. Menurut Halim Mahfudz, Vice President Corporate Affairs PT Direct Vision yang mengelola Astro, pihaknya memperoleh hak siar Liga Utama Inggris dari ESPN dan Star Sport melalui induk perusahaan, Astro All Asia Network, yang berbasis di Malaysia. Soal nilai transaksi, Halim menolak berkomentar. ”Kami tidak ikut negosiasi, hanya menyalurkan,” ujarnya.

Ia juga tak tahu sampai kapan Astro memegang hak istimewa ini. ”Yang jelas, target kami 200 ribu pelanggan hingga akhir tahun.” Target itu agaknya akan terlewati. Sejak menayangkan siaran langsung Liga Utama Inggris, permintaan menjadi pelanggan Astro terus melonjak. ”Sampai overload dan menunggu giliran untuk dimasukkan datanya sebagai pelanggan baru,” kata seorang petugas pelayanan Astro Center, Nining.

Menurut dia, jumlah calon pelanggan baru di setiap agen di seluruh Indonesia mencapai 100 orang per hari. Padahal, kemampuan setiap agen untuk entry data hanya berkisar 10 orang. Seorang calon pelanggan di Solo, Pujiyanto, mengatakan sudah mengajukan permintaan menjadi pelanggan Astro sejak pekan lalu, namun hingga kini masih belum bisa menikmati siaran. ”Kata agen siarannya menunggu persetujuan dari Jakarta,” ujar Pujiyanto.

Dari informasi yang ditelusuri Tempo, nilai transaksi Liga Utama Inggris musim lalu mencapai Rp 50 miliar per tahun. Di musim kompetisi kali ini diperkirakan nilainya naik lebih dari 10 persen. Bisa dibayangkan berapa dana yang harus dikeluarkan Astro untuk membeli hak siar resmi Liga Utama ini.

Televisi berlangganan yang hingga akhir Juli lalu memiliki 85 ribu pelanggan ini diperkirakan akan meraup penghasilan Rp 17 miliar sebulan. Jika diasumsikan tak ada pelanggan baru, Astro bakal mengantongi pendapatan Rp 204 miliar setahun, yang berasal dari pembayaran paket awal Rp 150 ribu ditambah paket olahraga Rp 50 ribu. Tak mengherankan jika banyak yang tergoda menikmati kue bisnis dari Inggris ini.

D.A. Candraningrum, Dian Yuliastuti, Imron Rosyid (Solo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus