Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Berlomba di layar kaca

Tiga stasiun televisi indonesia, tvri, rcti dan tpi bersaing meliput sea games 1991 dengan caranya masing-masing. tonggak baru perkembangan jurnalis- me pertelevisian indonesia.

7 Desember 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga televisi Indonesia bersaing meliput SEA Games. Perkembangan baru jurnalisme televisi Indonesia? TAK hanya atlet yang bertarung di Pekan Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) 1991. Diam-diam, perlombaan juga terjadi di antara tiga stasiun televisi Indonesia, TVRI, RCTI, dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Untuk pertama kalinya, tiga jaringan itu bertemu dalam sebuah gelanggang peliputan, berlomba merebut perhatian pemirsa melalui liputan terbaiknya. "Ada atau tidak ada persaingan, kami tetap berusaha menampilkan yang terbaik," kata Kepala Subdirektorat Pemberitaan TVRI Pusat, Gunawan Subagio. Bagi TVRI, sebenarnya peliputan pesta olahraga seperti itu sudah hal yang rutin. Namun, untuk SEA Games Manila ini (berlangsung 24 November hingga 5 Desember), TVRI mempersiapkan agak istimewa. Maklum, TVRI sekarang punya saingan baru: RCTI dan TPI. "Kami menyiapkan peliputan itu enam bulan lamanya," ujar Gunawan. Pada SEA Games sebelumnya, crew yang disiapkan paling banter hanya 30-an orang, tetapi kali ini, di Manila, TVRI mengirim 45 orang. Semua reporter olahraga andalannya -termasuk yang senior seperti Max Sopacua, Abraham Isnan, Zainal Abidin, France Djasman, Joko Purnomo -diterjunkan. "Kami usahakan semua atlet Indonesia yang bertanding bisa diliput, bila perlu setiap pertandingan final disiarkan langsung," janji Lukman Prayekto, produser pelaksana yang memimpin rombongan awak TVRI di Manila. TVRI rata-rata menyiarkan SEA Games empat jam (sore dan malam hari). Untuk peliputan itu, mereka membuat studio mini, dengan menyewa sebuah ruangan di gedung milik TV saluran 4 Filipina, di daerah Quezon City -- sekitar 12 km dari Manila. Secara keseluruhan, biaya operasional peliputan TVRI, mencapai Rp 1,5 milyar, yang hampir seluruhnya ditanggung sponsor. "Separuh lebih dibiayai uang SDSB," kata Gunawan. Selebihnya, ditanggung Perumtel, Bank Rakyat Indonesia, dan TVRI sendiri. Tak kurang tangguhnya adalah tim liputan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Untuk acara SEA Games, RCTI menurunkan 24 personel, di bawah pimpinan Linda Wahyudi, bekas wartawati mingguan olahraga Bola. Jumlah dana yang disediakan Rp 500 juta, diambilkan sebagian pemasukan dari 16 perusahaan sponsor. Wakil Direktur RCTI Alex Kumara berterus terang bahwa untuk kondisi sekarang, dalam hal peliputan olahraga, RCTI masih belajar banyak pada TVRI. Walau demikian, ia tak menyerah. "Seperti juga Anda dari media cetak, kami pun cari celah lain yang belum terliput," kata Alex. Untuk kepentingan itulah, selama tiga hari Alex terjun sendiri ke Manila. Dari diskusi di lapangan, disepakati: RCTI, yang hanya menyiarkan dua jam per hari, harus tampil lain dengan TVRI. Caranya, ia mengambil sisi baru: menampilkan profil sang juara dan atlet yang menonjol. Hasilnya memang sudah terlihat. Saat TVRI menyiarkan balap sepeda, RCTI tampil dengan wawancara atlet dan tokoh olahraga, mengulas soal kekalahan tim balap sepeda Indonesia. Sementara itu, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yang usianya belum genap setahun, juga membentuk tim khusus yang terdiri dari sepuluh orang: dua orang dikirim ke Filipina dan delapan orang bertugas di Jakarta. "Kiat kami menampilkan ulasan menarik dan cara ini belum pernah dilakukan televisi lain di Indonesia," kata Kepala Bidang Produksi dan Siaran TPI, T. Afyudin. Terlepas sejauh mana persaingan layar kaca tersebut, yang jelas ini merupakan tonggak baru yang menggembirakan bagi perkembangan jurnalisme pertelevisian kita. Pemirsa pun senang, banyak pilihan. Aries M, Andy Reza, Susilawati S. (Jakarta), Liston Siregar (Manila)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus