Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bersaing komputer di atas meja

Persaingan pasaran desktop computer, lebih 10 merk desktop computer masuk pasaran indonesia, akhir bulan lalu PT. Astra Graphi melempar komputer kecil xerox tipe 820 dan 860.(eb)

10 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DESKTOP computer (jenis komputer kecil di atas meja untuk administrasi perkantoran) mulai ramai. Akhir bulan lalu PT Astra Graphia terjun ke pasar melempar komputer kecil Xerox tipe 820 dan 860. Komputer yang berharga antara Rp 3-14 juta itu sudah laku lima buah. "Yang berminat cukup banyak," kata Tigran T. Adhiwiyogo, Wakil Dirut Astra Graphia. Tahun depan anak perusahaan Astra Inc. itu merencanakan bisa menjual 400 komputer kecil untuk administrasi perkantoran. Sasaran pendatang baru tersebut cukup besar jika dibandingkan angka penjualan sejumlah perusahaan pendahulunya. PT Info Data Commodore yang memasarkan komputer kecil Commodore, misalnya, rata-rata sebulan hanya laku 10 buah. "Keadaannya masih menyedihkan," ujar Kusnadi Wibowo, Asisten Manajer Umum Info Data. Menurut dia, angka penjualan agen Commodore di Eropa Barat sebulan rata-rata 200. Toh Commodore bersama Apple, dan Radio Shack (produksi Tandy Corp.) -- semuanya komputer kecil buatan AS-tetap menguasai pasaran komputer jenis itu. Komputer kecil buatan Jepang masih belum terdengar kiprahnya. Canon yang tahun lalu masuk ke Indonesia mencoba memasarkan komputer kecil CX-1 dan BX-3, dengan harga masing-masing (tanpa alat cetaknya) sekitar Rp 3 juta. "Komputer Canon boleh dikatakan belum siap untuk dipasarkan sekarang," kata Caroline Sutanto, asisten divisi komputer PT Datascrip, tanpa mau mengungkapkan angka penjualan tiap bulan. Persaingan antara komputer buatan AS dengan Jepang mulai terasa di sini. Di pasaran dunia persaingan justru terjadi antara Commodore, Apple dan Radio Shack. Tahun lalu untuk pasar di luar AS, Commodore berhasil menempatkan 186 ribu komputer kecil (dengan nilai US$ 132 juta), sedang Apple 62 ribu (US$ 80 juta), dan Radio Shack 40.500 (US$ 53,4 juta). Tapi di AS, adalah Apple dan Radio Shack yang menguasai pasaran. Commodore meraih sukses berkat kebijaksanaan banting harga dalam penjualannya. Commodore 64, misalnya, dijual US$ 600, sedang Apple II ying sejenis US$ 1.250 tiap unitnya. Tinggi rendahnya harga komputer itu juga dipengaruhi oleh sistem, dan jenis komputer yang dipakai. Semakin lengkap sistem yang diterapkan -- antara lain memakai alat cetak -- maka harga komputer dengan unit pendukungnya akan bertambah mahal. Karena kapasitas (penyimpanan, dan jumlah terminal), serta penggunaannya berbeda, maka keluarga komputer dibagi menjadi tiga golongan: main frame computer (komputer besar), komputer mini dan komputer mikro. Dua yang terakhir dikelompokkan dalam komputer meja tadi. Dan dalam usaha memikat calon pembeli, PT Info Data, misalnya, menyelenggarakan kursus pendidikan komputer empat bulan untuk para pemakai profesional. Sedang PT Astra Graphia (penyalur tunggal Xerox), PT Metrodata (penyalur Wang), dan PT USI Jaya (penyalur IBM) menawarkan sistem pembelian secara angsuran dan sistem sewa. Untuk angsuran selama 24 bulan, Metrodata, misalnya, mengharuskan pembeli menyerahkan uang muka 30% Untuk sistem sewa diberinya tenggng penggunaan 24 bulan. Kurang dari masa itu "kami bisa rugi," kata Andrianto Setiadi, manajer penjualan Metrodata. USI Jaya juga mengenakan tenggang waktu 24 bulan untuk sistem sewa-US$ 2.000 (Rp 1,3 juta) per bulan. Sedangkan Astra Graphia memungut biaya sewa setiap bulan Rp 200 ribu. Dengan upaya menjual dari pintu ke pintu, lewat penyalur, dan kampanye melalui iklan itulah USI Jaya yang memasarkan IBM sistem komputer kecil (tipe 34, 38, dan 5120) berhasil memasang 150 instalasi. Sedang Metrodata memasang 240 instalasi -- 30 di antaranya komputer kecil. Karena harga komputer cenderung turun, dan bisa ditekan, Andrianto menasihati agar konsumen tidak tergesa-gesa membeli. Ia menganjurkan agar memperhatikan dulu penggunaan, dan perawatannya, terutama pelayanan setelah penjualan. R.S. Robot, Ketua Ikatan Pemakai Komputer Indonesia (Ipkin) menilai hampir semua perusahaan penyalur telah melakukan pelayanan yang baik. "Jika ada kerusakan, si pemakai tinggal angkat telepon, dan paling lambat enam jam sudah diganti," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus