DUA tahun lalu Presiden Ronald Reagan pernah menawarkan jabatan
menlu kepada George Pratt Shultz. Tapi Presiden Direktur Bechtel
Group itu menolaknya. Ia dikabarkan rikuh dengan Caspar
Weinberger, Menteri Pertahanan, bekas Wakil Presdir Bechtel.
Apalagi di kabinet tersebut juga duduk bekas eksekutif
perusahaan Bechtel yang lain: Kenneth Davis, Wakil Menteri
Energi.
Kesan Bechtel Connection itulah yang tampaknya ingin dihindari
Shultz. Dan dalam usaha menghilangkan kesan perusahaan punya
hubungan dengan Gedung Putih lewat pintu belakang, Stephen
Bechtel Jr., Presiden Komisaris Bechtel, pernah berkata:
"Bagaimanapun juga kami tidak akan berusaha memetik keuntungan
karena kami punya hubungan dengan sejumlah orang di
pemerintahan, dan kami tidak akan berusaha mencari jalan untuk
memperoleh balas jasa itu."
Pekan lalu George Shultz, 61 tahun, akhirnya mau menerima kursi
menlu yang ditinggalkan Alexander Haig. Buat Reagan, Shultz
bukanlah orang asing: dia pernah jadi penasihat ekonomi ketika
Reagan (1980) melancarkan kampanye. Karena bisa bekerja sama
dengan sejumlah pembantu Reagan itulah, dia kemudian digelari
"anggota kesebelasan" dari Mafia California.
Weinberger sendiri pernah menjabat direktur keuangan Pemda
California ketika Reagan menjadi gubernur negara bagian itu
(1966-1974). Selain Shultz dan Weinberger, Reagan juga punya
sejumlah pembantu yang sebelumnya pimpinan perusahaan
multinasional. Menteri Keuangan Donald Regan, sebelumnya adalah
Presdir Merrill Lynch, perusahaan asuransi, real state, dan
securities (surat-surat berharga) terkemuka di AS. Direktur CIA
William Casey sebelumnya Presdir Bank Ekspor Impor.
Shultz, doktor ekonomi (industri) sebelumnya pernah mengajar di
Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan menteri
keuangan (1972-1974) di zaman Presiden Nixon. Karena tak setuju
dengan suatu kebijaksanaan Nixon, dia (1974) mengundurkan diri,
dan bergabung dengan Bechtel sebagai wakil presdir. Setahun
kemudian, Weinberger, bawahan Shultz ketika itu, mengikuti
langkahnya bergabung dengan Bechtel.
Kepercayaan yang diberikan pada Shutlz dan Weinberger itu, tentu
saja membesarkan hati Bechtel. Sebagai perusahaan konstruksi dan
industri mesin terkemuka, Bechtel (berkantor pusat di San
Francisco) dikenal banyak menangani proyek raksasa. Di
antaranya: Bendungan Hoover, proyek jaringan kereta listrik
bawah tanah di San Francisco dan Washington, 82 pembangkit
listrik tenaga nuklir, jembatan San Franciscoakland, dan kini
menangani proyek di Jubail (menelan US$20 milyar) yang akan
merupakan kota insdustri di Arab Saudi.
Di Indonesia Bechtel antara lain menangani pembangunan LNG
Bontang dan Arun, serta perluasan kilang minyak Balikpapan.
Pekerjanya kini 120 ribu, tersebar di 27 negara. Didirikan
Warren Bechtel (1898), perusahaan ini pada mulanya mendapat
kepercayaan membangun jalan kereta api di negara bagian
Oklahoma.
Bechtel dengan assets (kekayaan) tahun lalu US$11 milyar,
sehari-hari dikendalikan 60 eksekutif senior (sebagian besar
berasal dari dalam "dinasti" Bechtel). Di perusahaan ini, Shultz
sebagai presdir, mendapat gaji US$466 ribu (Rp 305 juta), sedang
Preskom Stephen Bechtel Jr. US$544 ribu setahun.
Sekitar 12% dari volume bisnis grup Bechtel berada di Arab
Saudi. Karena alasan itulah, sejumlah kalangan mengkhawatirkan
Shultz akan berat pada kepentingan dunia Arab dalam menjalankan
politik luar negerinya kelak. "Jika toh ada perbedaan saya
dengan Reagan adalah mengenai kebijaksanaan di Timur Tengah,"
katanya dua tahun silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini