Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BI Bakal Borong SBN hingga Rp 150 Triliun untuk Stabilkan Rupiah, Perry Warjiyo: Bahkan Kemungkinan Bisa Lebih Tinggi

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan salah satu upaya menstabilkan rupiah adalah dengan memborong surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder.

26 Desember 2024 | 15.35 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Jakarta, 21 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Jakarta, 21 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bakal menempuh beberapa cara untuk menstabilkan rupiah pada tahun depan. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan salah satunya adalah dengan memborong surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rencana pembelian SBN, menurut Perry, sudah dibicarakan sebelumnya saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pertemuan dengan menteri tersebut membahas rencana penerbitan SBN 2025 dan rencana operasi moneter Bank Indonesia 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Secara bilateral sudah ketemu, secara prinsip kami juga sudah sepakat. Sepakat mengenai rencana penerbitan SBN dan rencana pembelian SBN dari pasar sekunder sebagai bagian dari rencana operasi moneter,” ujar Perry saat pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur BI, Rabu, 18 Desember 2024.

BI, kata Perry, juga sudah menyetujui untuk melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder. “Bahkan jumlahnya lebih tinggi dari jumlah yang jatuh tempo burden sharing."

Adapun nilai SBN yang bisa dibeli bank sentral dari pasar sekunder sebesar Rp 150 triliun. Menurut Perry, ini adalah bagian dari langkah ekspansi rencana operasi moneter Bank Indonesia.

Rencana ekspansi ini, kata Perry, diambil setelah BI melihat berbagai perkembangan uang primer, kebutuhan likuiditas dan lain sebagainya. Jumlahnya bahkan tidak hanya Rp 100 triliun, melainkan bisa menembus Rp 150 triliun. “Bahkan kemungkinan bisa lebih tinggi, nanti akan kami bicarakan."

Ihwal mekanisme rincian operasi moneter ini masih dibahas oleh Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dengan eselon 1 Kementerian Keuangan. Nantinya hasil pembahasan tersebut akan dilaporkan ke Gubernur BI dan Menteri Keuangan.

Selain pembelian SBN, Perry menerangkan, BI akan melakukan stabilisasi dengan intervensi di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). “Jumlahnya juga kami terus tingkatkan,” ujarnya.

Selanjutnya, bank sentral akan menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesi (SRBI) dengan imbal hasil yang menarik. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, menurut Perry, telah menyebabkan tekanan dan arus modal keluar. Sepanjang triwulan keempat 2024 arus modal asing keluar atau outflow sebesar US$ 2,4 miliar dan yang terbesar adalah saham senilai US$ 1,9 miliar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus