Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bila Carter Lepas Tangan

Nilai dolar as di pasar uang eropa sekiar 2.13 dan 2.14 terhadap mark jerman dan 238 dan 240 terhadap yen di tokyo. akhirnya amerika mengajukan pembatasan impor minyak dan meningkatkan ekspor. (eb)

31 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KORAN-KORAN Amerika belakangan ini memakai headline (kepala-berita) a.l.: Dollar Terpukul di Frankfurt. Usaha Penyelamatan Gagal untuk Mengatasi Ketegangan Dollar-Yen. Semua itu, demikian komentar New York Times, "berbunyi seperti perang." Hal yang membuat kepala-berita keuangan itu jadi seram ialah meningkatnya nilai mark Jerman dan yen Jepang. Akibatnya, Volkswagen dan Toyota menjadi lebih mallal di pasaran Amerika. Itulah yang memang ditunggu oleh Detroit, pusat industri mobil Amerika, menghadapi persaingan dari seberang lautan. Dollar di pasar uang Eropa sudah jatuh ke sekitar 2.13 dan 2.14 mark. Pada tingkat ini Jerman Barat sudah resah, melesukan kemampuannya sebagai 'lokomotif di Eropa. Jika dollar lebih merosot lagi, katakanlah ke 2.00 mark, menurut analisa di Frankfurt, pertumbuhan 'lokomotif itu sendiri terancam yang mungkin bisa menjerumuskan seluruh Eropa ke resesi ekonomi. Berusaha mencegah bencana itu, bank sentral Jerman aktif memasuki pasar uang, menyedot dollar dalam jumlah besar. Dalam tiga bulan terakhir ini sudah disedotnya sebanyak $ 4,7 milyar tapi, demikian Bonn berpikir, sampai berapa lama bisa terus-terusan begini, mengingat dollar tetap membanjir. Merusak Orang Lain Maka belakangan ini bila Kanselir Helmut Schmidt di Bonn berkumpul dengan para pembantunya, jarang soal domestik menjadi topik pembicaraan karena pikiran mereka selalu diganggu dollar. Bonn menganjurkan supaya pemerintahan Carter mengadakan intervensi di pasaran dollar seperti apa yang sudah dilakukan bank sentral Jerman. Para pejabat Jerman juga telah meningkatkan intervensi itu mulai pertengahan Desember dengan menjatuhkan sukubunga minimum pinjaman bank sentral kepada lembaga-lembaga keuangan ke 3% dari 3'h% Ini bertujuan mengurangi daya tarik mark bagi kaum spekulator. Kemudian orang asing telah dilarang pula membeli surat berharga bank Jerman dengan sukubunga yang berjangka dua sampai empat tahun. Perbankan Jerman dBnintai pula mulai I Januari meningkatkan prosentase deposit yang berasal luar negeri sebagai cadangan, yang juga bertujuan mengerem spekulator asing. Di Tokyo, bank sentral juga memborong dollar sebagai intervensinya untuk mencegah kenaikan yen. Namun yen tetap mengambang lebih mahal ke tingkat sekitar 238 dari lebih 240 untuk satu dollar. Ada tanda-tanda bahwa orang Amerika ingin melihat yen itu diseret terus sampai ke tingkat 200, kalau bisa sebagai tekanan pada Jepang untuk mengurangi surplus perdagangannya. Di Washington, Departemen Keuangan gembira menyambut intervensi dollar di negeri lain, tapi mencegah bank Federalnya melakukan hal serupa. Maka bertubi-tubi politik Washington dikecam terutama oleh orang Eropa, sebagai telah sengaja mengabaikannya supaya merusak orang lain - malign neglect. Akhirnya Presiden Carter minggu lalu mengumumkan satu paket untuk memperbaiki posisi dollar ini. Besarnya impor minyak, kata Carter, telah membuat dollar lemah. Dianjurkannya supaya impor minyak itu dibatasi dan supaya ekspor ditingkatkan. Namun pemerintahannya masih cenderung berlepas tangan di pasar uang dan membiarkan dollar mengambang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus