Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Biro haji dan umrah bersiap menerapkan protokol kesehatan haji pada masa pandemi Covid-19.
Penerbangan haji dan umrah seharusnya memulihkan bisnis agen perjalanan.
Kementerian Agama menyiapkan skenario penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
JAKARTA – Pemerintah dan penyedia jasa perjalanan haji bersiap menormalkan layanan sambil menunggu dibukanya izin ibadah haji jemaah asing oleh pemerintah Arab Saudi. Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi), Syam Resfiadi, mengatakan biro haji dan umrah tinggal menerapkan protokol keberangkatan pada masa pandemi Covid-19 yang sudah disiapkan sejak kuartal terakhir 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Masih menunggu kepastian dari Arab Saudi. Namun, kalau sudah diberi lampu hijau, kami bisa bergerak cepat,” ujar dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syam mengatakan prosedur itu sempat diterapkan para agen saat Arab Saudi membuka izin umrah pada November lalu. Namun akses warga asing ke negara tersebut kembali ditutup awal bulan lalu karena bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19.
Data Gabungan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) menyebutkan, hingga 26 Februari lalu, 12.723 anggota jemaah batal berangkat haji. Jumlah ini belum mencakup jemaah umrah yang ditangani oleh 253 biro perjalanan. Menurut Syam, lebih dari 10 persen jemaah terdaftar itu membatalkan kontrak layanan dengan biro perjalanan.
Pada November 2020, Indonesia terdaftar sebagai negara yang boleh mengirim jemaah haji ke Arab Saudi. Ini menjadi kemajuan setelah izin dibekukan selama delapan bulan pandemi. Arab Saudi membuka pintu masuk secara bertahap, yang awalnya hanya untuk penduduk asli kemudian untuk warga asing. Namun saat itu jemaah hanya diperbolehkan berada di sana selama 10 hari.
Jemaah calon haji kloter pertama DKI Jakarta saat melakukan manasik haji di Asrama Haji Embarkasi Jakarta, di Pondok Gede, Jakarta, 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Wakil Ketua sekaligus Kepala Bidang Organisasi dan Hubungan Antar-Lembaga Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Anton Sumarli, mengatakan penerbangan ibadah haji dan umrah seharusnya menjadi peluang pemulihan bisnis agen perjalanan yang terpuruk. Hingga akhir 2020, kata dia, terdapat 1.500 agen perjalanan dari keanggotaan Astindo yang memiliki jasa layanan ibadah.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin lalu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan lembaganya sedang menyiapkan skenario penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. “Disusun berdasarkan asumsi jumlah kuota dan penerapan protokol kesehatan dalam perspektif internasional,” katanya.
Meski belum ada kepastian soal kuota dan pembukaan pintu masuk dari Arab Saudi, Kementerian Agama tetap menyiapkan ketentuan yang terkait dengan protokol kesehatan, pergerakan jemaah di tanah suci, durasi masa tinggal, serta aspek ibadah pada masa pandemi. Pemberangkatan haji pada masa pandemi, kata Yaqut, bisa mempengaruhi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). “Makin kecil kuota jemaah yang diberangkatkan, semakin besar beban biaya per orangnya,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan mendukung persiapan protokol kesehatan, salah satunya vaksinasi jemaah haji. Menurut dia, calon haji berusia di atas 60 tahun akan diprioritaskan dalam vaksinasi warga lansia, yang menyasar 21,5 juta penerima. “Kalau ada jemaah tak masuk kategori lansia, mereka akan ikut vaksinasi untuk kategori masyarakat rentan,” ujarnya. Jemaah haji dimasukkan ke kategori tersebut lantaran menempuh risiko penerbangan ke luar negeri selama lebih dari tiga jam.
FRISKI RIANA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo