Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina menandatangani kerja sama bisnis minyak dan gas dengan The Abu Dhabi National Oil Company atau ADNOC di Bogor, Jawa Barat, Rabu, 24 Juli 2019. Kerja sama itu diawali penandantanganan Comprehensive Strategic Framework (CSF) untuk menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas baik di Uni Emirat Arab, Indonesia serta internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan penjajakan ini akan membuka peluang di sektor hulu hingga hilir rantai bisnis minyak dan gas. Proyek yang menjadi pertimbangan termasuk partisipasi di sektor hulu migas UAE, kilang, petrokimia, LNG, LPG, Avtur dan bisnis ritel migas di Indonesia. “Kedua belah pihak juga akan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi strategis lainnya,” kata Nicke melalui keterangan tertulisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menuturkan Pertamina menjalankan kegiatan bisnis di bidang energi yang terintegrasi di Indonesia dan tengah mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Saat ini, Pertamina memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas terpasang 1 juta barel minyak per hari (mmbpd).
Pertamina berencana untuk mengembangkan kapasitas kilang tambahan 1 MMBPD melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) and Grass Root Refineries (GRR).
“Kemitraan dengan ADNOC akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina. Minat ADNOC untuk berpartisipasi dalam bisnis migas di Indonesia merupakan dukungan yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memastikan availability and accessibility energi bagi masyarakat Indonesia," ujar Nicke.
CEO ADNOC Group, Sultan Ahmed Al Jaber menyatakan perjanjian ini akan memperkuat hubungan antara kedua negara. Menurut dia, Indonesia memiliki basis industri dan pasar energi yang berkembang pesat. “Kami melihat peluang yang signifikan untuk bekerjasama antara kedua perusahaan membangun proyek untuk mencapai tujuan strategis bersama," katanya.
Tim kerja dari kedua pihak, kata dia, akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan mendatang untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan. “Sehingga diharapkan opsi kerja sama kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019.
Penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Menteri Negara UEA dan CEO ADNOC Group Sultan Ahmed Al Jaber. Setelah penandatanganan perjanjian, dilakukan pertukaran dokumen dengan disaksikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, H.R.H. Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.