Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

22 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertamina Menang Tender

PT Pertamina bersama mitranya, Wintershall asal Jerman, berhasil menang tender terbuka pengembangan minyak dan gas bumi di Blok Tiga (on shore), Qatar. ”Dijadwalkan, penandatanganan kontrak pekan depan. Kami akan mengirim orang untuk ke sana,” kata Direktur Hulu Pertamina Sukusen Soemarinda, Senin dua pekan lalu.

Sukusen menjelaskan, skema kontrak yang digunakan dalam proyek Qatar ini serupa dengan kontrak bagi hasil di Indonesia. Pemerintah setempat mendapat split (bagi hasil) 85 persen dan operator sisanya. Diharapkan, ladang ini sudah bisa dieksplorasi pada akhir 2008 atau awal 2009.

Di blok baru ini, Pertamina memegang saham 25 persen. Wintershall juga bertindak sebagai operator dalam proyek migas ini. Untuk tahap eksplorasi, Pertamina telah berkomitmen untuk menyediakan US$ 11 juta selama lima tahun, dari total dana yang dibutuhkan US$ 40,7 juta.

Orang Kaya Baru Melonjak

MERRILL Lynch dan Capgemini, lembaga survei asal Amerika, menempatkan Indonesia di urutan ketiga dalam negara dengan pertumbuhan orang kaya tertinggi di Asia. Tahun lalu, jumlah orang kaya Indonesia mencapai 20 ribu atau naik 16,2 persen dari tahun sebelumnya. Di urutan pertama dan kedua adalah Singapura dan India.

Survei bertajuk Asia-Pacific Wealth 2007 yang dirilis di Hong Kong pada Selasa pekan lalu mendefinisikan mereka yang tergolong kaya atau high net worth individual adalah seseorang dengan kekayaan di atas US$ 1 juta (sekitar Rp 9,2 miliar) dalam bentuk aset finansial seperti uang tunai, ekuitas, dan surat berharga.

Jumlah orang kaya itu kontras dengan jumlah orang miskin yang mencapai 33 juta jiwa dari 220 juta orang Indonesia. Aviliani, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance, mengatakan bahwa naiknya jumlah orang kaya itu tidak memberikan kontribusi terhadap kemampuan sektor riil dalam menyerap tenaga kerja. ”Itu menunjukkan yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin,” katanya.

UU Kawasan Perdagangan Bebas

DEWAN Perwakilan Rakyat akhirnya mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 menjadi undang-undang, Selasa dua pekan lalu. Pengesahan ini memantapkan posisi Batam, Bintan, dan Karimun sebagai zona perdagangan bebas. Pemerintah menargetkan investasi di sana mencapai US$ 14 miliar dalam lima tahun mendatang.

Menurut Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, peraturan tadi akan makin menarik investor. Menurut dia, dalam enam bulan terakhir sudah 26 perusahaan asing melakukan pendekatan untuk berinvestasi. Mereka bergerak di sektor galangan kapal, elektronik, kimia, dan perminyakan. ”Nilainya hampir US$ 750 juta,” katanya.

Menindaklanjuti aturan tersebut, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyiapkan sederet langkah seperti membentuk kelembagaan kawasan serta penetapan pelabuhan dan bandar udara sebagai pintu keluar-masuk barang. Untuk itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal sedang menggodok calon anggota badan pelaksana free trade zone ini.

Konsumsi BBM Lebaran Meningkat

SELAMA masa Lebaran, permintaan bahan bakar minyak di seluruh Indonesia melonjak. Kenaikannya bervariasi, terutama di wilayah tujuan mudik. Jawa Tengah, yang mempunyai jumlah pemudik paling besar, kenaikannya paling tinggi hingga 50 persen. ”Di beberapa tempat melejit hingga 300 persen, seperti di sepanjang jalur pantai utara Jawa,” kata Deputi Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya, ketika dihubungi Tempo, Kamis pekan lalu.

Menurut Hanung, lonjakan paling tinggi didominasi oleh premium. Total kenaikan nasional 20 persen atau menjadi 59 ribu kiloliter per hari. Guna memenuhi kebutuhan itu, pada September silam Pertamina mengimpor satu juta barel premium dan 600 ribu barel solar. Jenis lain seperti pertamax kenaikannya tidak signifikan. Dibandingkan dengan tahun lalu, konsumsi minyak Lebaran tahun ini naik 2 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Sesuai Skenario

BANK Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan ketiga 2007 masih sesuai dengan skenario, yakni 6,2 persen. ”Seperti perkiraan BI, 6,2 persen. Skenario kami untuk sampai akhir tahun tetap menggambarkan adanya kemungkinan sama atau lebih baik,” kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom, seusai rapat dewan gubernur, Senin dua pekan lalu.

BI melihat perekonomian nasional terbukti memiliki daya tahan terhadap guncangan subprime di pasar keuangan global. Menurut Miranda, kebijakan moneter yang hati-hati menyebabkan guncangan tersebut tidak berdampak permanen pada keseimbangan nilai tukar rupiah, sehingga stabilitas makro-ekonomi tetap terjaga.

Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati malah meragukan prediksi BI. Ia khawatir pertumbuhan ekonomi year on year triwulan ketiga 2007 akan sulit mencapai 6,2 persen. ”Kalau dilihat dari triwulan ketiga 2006, itu sebenarnya sudah cukup tinggi. Jadi untuk naik menjadi 6,2 persen memang membutuhkan effort yang sangat besar,” kata Sri Mulyani.

Toh, Menteri tak pesimistis angka itu tidak mungkin dicapai. Apalagi melihat peningkatan momentum pertumbuhan pada beberapa sektor hingga triwulan kedua kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus