Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsitektur

Bunuh Diri <font color=#336600>Ekologis</font>

22 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN ruang terbuka hijau hanya seperlimabelas luas total, Jakarta sering tenggelam oleh hujannya sendiri. Padahal, volume banjir kiriman dari selatan juga kian besar. Karena daerah terbuka memiliki aneka fungsi, ritual bencana di ibu kota bukan hanya banjir. Yosep Suprayogi


HULU-BENDUNG RATU JAYA

Ancaman dari Selatan 75 PERSEN hujan di 13 daerah aliran sungai (DAS) yang melewati Jakarta langsung masuk kali, akibat kerusakan di daerah resapan itu. Ini berarti banjir di musim hujan dan sulit air di saat kemarau. Berikut ini perkiraan volume hujan yang masuk sungai dan menjadi air tanah di DAS Ciliwung.

  • EROSI. Per tahun, setengah juta ton lumpur masuk Ciliwung.
  • BENDUNG RATU JAYA, DEPOK. Batas DAS Ciliwung hilir
  • Daya serap hujan 30%
  • BENDUNG MANGGARAI
  • Daya serap hujan 85-98%. Luas 6,2%. Luas ideal 30%.
  • Jumlah situ di jabodetabek: 100-an. Jumlah ideal: 300.
  • Rencana reklamasi sepanjang 32 km untuk menyediakan daratan bagi 1,19 juta jiwa akan menghilangkan daerah parkir air seperti terjadi di Pantai Indah Kapuk dan menambah panjang muara sekitar 1,5 kilometer. Diperkirakan akan terjadi kerusakan sistem tata air pada radius 8-10 kilometer dari bibir pantai lama.

    TahunMasuk Sungai*Terserap Tanah*
    1950-an26492
    1983311207
    2005389**129

    *) dalam juta m3/tahun **) Setara volume air yang menggenangi Jakarta sedalam 60 cm.

    WilayahLaju penurunan*
    Jakata Utara2-8
    Jakarta Barat2,2
    Jakarta Timur1,3-3
    Jakarta Selatan2

    *) cm/tahun

    BENDUNG RATU JAYA- PANTAI JAKARTA

    Sambung-menyambung Bencana GARA-GARA kehilangan ruang terbuka hijau, bencana datang ke Jakarta dari atas dan bawah tanah.

    1. Pada mulanya hujan... VOLUME curah hujan rata-rata 200 mm/hari. Pemanasan global akan menaikkannya jadi 340 mm/hari. Padahal, Jakarta sudah tergenang oleh hujan 100 mm/hari.
    2. ...dan tanah kedap... Dengan ruang terbuka hijau dan biru (situ) seperlimabelas luas total, sekitar 90 persen air hujan (80 juta m3) masuk sungai atau menggenangi daerah cekungan.
    3. Sungai meluap Debit saat hujan 10 kali debit normal, akibat rendahnya penyerapan hujan. Di Ciliwung, misalnya, debit normal 28 m3/detik dan saat hujan 200 m3/detik. Akibatnya air meluap, sungai menyempit dan ruang terbuka biru tempat air diparkir raib.
    4. Mampet 40 persen daratan pada ketinggian 1-1,5 meter di bawah permukaan laut pasang. Jika hujan terjadi saat pasang, sungai tak bisa membuang air ke laut. Daratan terendah itu terendam.
    5. Amblas Per tahun, sekitar 250 juta m3 air tanah disedot ke atas. Tanah di bawah menjadi longgar, karena suplai air dari atas terbatas. Tanah pun amblas. Di Jl. Sunter Kebayoran, misalnya, ketinggian tanah saat ini 2,4 meter dari 3, pada 1993.
    6. Air Tanah Makin Dalam Di kawasan Cengakareng, Grogol, Cempaka Putih, dan Cakung terjadi penurunan muka air tanah sampai 17 meter. Intrusi air laut juga makin jauh ke pedalaman.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus