Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengumumkan perubahan jam operasional sepanjang bulan Ramadan 1446 Hijriah menjadi lebih singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan perubahan jam operasional selama bulan Ramadan dimulai pukul 08.00 hingga 14.00 dari waktu normal yang berakhir pukul 15.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati mengubah jam operasional, lanjut Okki, BNI menjamin kelancaran akses masyarakat terhadap layanan keuangan melalui seluruh layanan digital dan kanal lainnya.
“Kami menyadari bahwa kebutuhan transaksi keuangan masyarakat selama Ramadhan cukup besar maka BNI tetap hadir melayani nasabah, semua kanal BNI siap dalam memfasilitasi transaksi,” ujar Okki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.
Sejumlah layanan transaksi seperti penggunaan QRIS, TapCash, kartu debit dan kartu kredit BNI tetap bisa dilakukan dengan memanfaatkan kanal wondr by BNI, BNI Mobile Banking, SMS banking, BNIdirect, maupun Agen46 di seluruh Indonesia.
Selain itu, Okki juga menginformasikan bahwa jam operasional untuk cut off atau batas transaksi trade, kliring, remitansi, real time gross settlement (RTGS), serta garansi bank selama Ramadan juga berakhir pada pukul 14.00.
Sedangkan batas waktu transaksi valas menjadi pukul 13.00 siang dari periode normal pukul 15.00 waktu setempat.
“Kami menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas e-Channel yang telah disediakan melalui Mobile Banking BNI,” tuturnya.
Sebagai informasi, BNI mencatat penyaluran kredit pada Januari 2025 mencapai Rp 749,8 triliun, tumbuh 10,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Januari 2024 yang sebesar Rp 679,9 triliun.
Sementara laba bersih BNI tumbuh 9,7 persen yoy menjadi Rp 1,63 triliun dari sebelumnya Rp 1,48 triliun pada Januari 2024.
Kenaikan laba ini tidak hanya dibarengi dengan pertumbuhan kredit melainkan juga dari sisi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII). Adapun NII tercatat meningkat dari Rp 3,12 triliun menjadi Rp 3,17 triliun.
Perseroan menyampaikan BNI secara konsisten memprioritaskan pertumbuhan profitabilitas di mana pertumbuhan kredit masih ditopang oleh segmen berisiko rendah, yakni segmen korporasi yang tumbuh 17 persen yoy dan kredit konsumer yang meningkat 14 persen yoy.