Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengungkap progres proyek smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur telah mencapai 94 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Progres smelter sekarang sudah kira-kira 94 persen rampung," kata Tony saat mendatangi open house Idul Fitri Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tony menjelaskan, pembangunan smelter direncanakan rampung pada Mei mendatang sehingga dapat beroperasi pada Juni. Proyek pemurnian tembaga itu merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah.
"Juni mulai beroperasi tapi belum produksi. Karena konsentratnya di-feeding ke dalam situ baru sekitar awal Agustus, sehingga akhir Agustus baru keluar katoda tembaganya," ungkapnya.
Kemudian, Tony menyebut kapasitas produksi smelter pada Agustus tahun ini baru sekitar 50 persen atau sekitar 850 ribu ton konsentrat tembaga. Pada akhir tahun, kapasitas produksi ditargetkan akan naik sehingga mencapai 100 persen.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan bahwa perwakilan tinggi perusahan dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membahas progres smelter di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Selanjutnya: “Progres smelter yang mencapai lebih dari 92 persen...."
“Progres smelter yang mencapai lebih dari 92 persen dengan harapan bisa selesai Mei dan segera beroperasi pada bulan Juni tahun ini,” kata Tony ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.
Hal tersebut disampaikan usai Tony bersama Chairman & CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson dan CFO Freeport-McMoran Kathleen L. Quirk bertemu dengan Jokowi. Dalam keterangannya, Freeport menjanjikan fasilitas pengolahan dan pemurniannya dapat berproduksi penuh pada tahun ini.
Konstruksi smelter Freeport di Gresik dimulai pada 2018. Pabrik ini digadang dapat mampu mengolah konsentrat 1,7 ton per tahun dan memproduksi 600 ton katoda tembaga per tahun.
Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka, sambil meninjau pembangunan smelter di Gresik. Freeport seharusnya sudah tidak bisa mengekspor konsentrat tembaga sejak tahun lalu. Pemerintah melarang ekspor sejumlah mineral mentah mulai 10 Juni 2023 untuk mendorong peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Tapi peraturan ini dikecualikan untuk empat perusahaan yang sudah menyelesaikan separuh konstruksi smelter. Freeport salah satunya. Perusahaan boleh mengekspor konsentrat tembaga sampai 31 Mei 2024 dengan denda sebesar 20 persen dari nilai total penjualan mineral mentah ke luar negeri setiap periode. Freeport juga harus membayar bea keluar sebesar 7,5 persen.
Ketika ditanya di Istana Kepresidenan Jakarta, apakah soal izin ekspor konsentrat dibahas saat bertemu Jokowi, Tony mengatakan itu dibahas di tingkat menteri. Namun Tony sempat menjelaskan izin ekspor ini penting diperpanjang.
“Kalau kita gak bisa ekspor penerimaan negara juga akan berkurang sekitar US$ 2,2 miliar dengan harga sekarang,” kata Tony. Sementara Adkerson enggan memberikan pernyataan, dia menyebutkan, pemerintah akan memberi keterangan lebih lanjut.
SAVERO ARISTIA WIENANTO | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Menteri PUPR antara Empal Gentong dan Pempek di Hari Lebaran