Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Investasi PT Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratistha mengatakan dari paruh kedua 2022 hingga kuartal ketiga 2023 pendanaan atau suntikan modal untuk perusahaan rintisan (startup) terus menurun. Namun, dia memprediksi bahwa pendanaan untuk startup akan meningkat di sisa 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kuartal keempat ini mulai back in up (kembali meningkat),” ujar Dennis di Kantor Mandiri Capital Indonesia, Menara Mandiri I, Jakarta Selatan, pada Kamis, 9 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan modal ventura bentukan Bank Mandiri itu pun, kata Dennis, saat ini sedang melakukan langkah komprehensif untuk beberapa perusahaan yang memiliki potensi untuk diberikan investasi. Jadi perusahaan sudah mulai jemput bola. Tapi tahun ini investasi yang digelontorkan perusahaan sudah dilakukan dari awal 2023.
Mandiri Capital Indonesia baik dalam kondisi global mengalami ketidakpastian atau pun sebaliknya, tetap melakukan investasi tapi selektif. Artinya investasi bisa diberikan kepada startup yang percaya diri untuk bisa tumbuh.
“Kita nggak stop dalam melakukan investment gitu. Kenapa? Karena yang tadi kami sampaikan kita hanya invest di perusahaan yang kita percaya bisa add value (memberikan nilai tambah) kepada mereka,” ucap Dennis.
Dalam dokumen yang dirilis Google, Temasek, dan Bain Company juga mengungkap bahwa pendanaan swasta di Asia Tenggaran menurun. Dokumen berjudul e-Conomy SEA 2023 itu menyebutkan suntikan modal swasta pada semester I 2023 di Asia Tenggara mencapai US$4 milar atau sekira Rp 62,6 triliun (dengan kurs Rp 15.644 per US$). Nilai tersebut turun 69,2 persen Year on Year (YoY) dari sebelumnya sebesar US$13 miliar pada semester I 2022.
Pendanaan swasta di Asia Tenggara menurun ke tingkat terendah
"Pendanaan swasta di Asia Tenggara telah menurun ke tingkat terendah dalam enam tahun terakhir," tertulis dalam dokumen itu dikutip, Kamis.
Dokumen itu juga mengungkap penurunan pendanaan swasta berdasarkan negara. Indonesia menjadi negara dengan pendanaan swasta yang turun paling dalam di Asia Tenggara. Di mana pada semester I 2023, pendanaan startup di Indonesia turun 87 persen YoY, dari US$ 3,3 miliar menjadi US$ 400 juta atau sekitar Rp6,2 triliun.
Negara lainnya, Filipina di urutan kedua turun paling tajam yakni 79 persen dari US$ 800 juta menjadi US$ 200 juta atau senilai Rp 3,1 triliun pada semester I tahun ini. Ketiga, Thailand turun 66 persen YoY, dari US$ 300 juta menjadi US$100 juta atau Rp 1,5 triliun pada semester I 2023.
Selanjutnya keemoat, Singapura turun 63 persen YoY dari US$7 miliar menjadi US$3 miliar. Malaysia menjadi negara kelima yang turun turun 52 persen YoY dari US$ 500 juta menjadi US$ 300 juta. Serta keenam Vietnam turun 24 persen YoY dari US$ 700 juta menjadi US$ 600 juta atau Rp 9,3 triliun.