Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Buka Bisnis Makanan saat Pandemi, Ini Jurus Jitu Chef Arnold

Memulai bisnis makanan di tengah pandemi memang menantang, namun masih sangat mungkin dilakukan. Intip tips penting chef Arnold.

29 Juni 2020 | 19.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Memulai bisnis makanan di tengah pandemi memang menantang, namun masih sangat mungkin dilakukan dengan memperhatikan sejumlah hal. Hal itu diungkapkan chef Arnold Poernomo. "Sekarang memang sulit, tapi untuk memulai bisnis food and beverage sangat banyak caranya. Bisa dimulai dari buat PO (preorder) dari rumah, sampai mengikuti pembinaan agar bisa jalani bisnis lebih baik," kata Chef Arnold, Senin 29 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain membuat produk yang bagus dan menarik konsumen, pelaku bisnis makanan juga harus peka dan beradaptasi dengan penggunaan teknologi dan internet guna memasarkan produknya lebih luas lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut, pelaku usaha dapat memanfaatkan platform-platform digital yang ada. Seperti misalnya mendaftarkan toko ke layanan delivery makanan, marketplace, hingga media sosial seperti Instagram bisa menjadi opsi yang mudah, murah, namun juga efektif. "Fitur-fitur yang ada di media sosial seperti stiker 'pesanan makanan' di Instagram, dan lainnya, bisa dimanfaatkan. Selain itu, memasarkan ke teman-teman dan keluarga terdekat juga bisa jadi permulaan," kata CEO Digitarasa itu.

Adapun peluang lain yang bisa dimanfaatkan di berbagai layanan digital, salah satunya adalah melihat promosi yang ditawarkan di marketplace maupun layanan delivery. "Ada promo-promo yang bisa kita manfaatkan. Posisikan bisnis kita di marketplace itu. Misalnya, di GoFood ada opsi ready to cook, itu bisa jadi platform untuk berikan pilihan baru bagi pelanggan," kata salah satu juri MasterChef Indonesia itu.

Arnold juga mengatakan bahwa pelaku bisnis makanan tak perlu khawatir dengan perubahan tren yang terjadi, karena saat ini digitalisasi merupakan salah satu solusi dan keharusan yang harus diadaptasi bagi pebisnis agar mampu mempertahankan usahanya di tengah pandemi. "Sebelum ada COVID pun, kita sudah beralih ke digital, karena arahnya sudah seperti itu sejak ada internet, network semakin dekat, lalu reach out ke bigger audience. Pas ada COVID, kalau mau survive, kita harus serve customer di rumah dengan memanfaatkan itu," kata dia.

"Jangan panik sebagai pemilik bisnis, karena solusinya ada di depan mata. Dulu, mungkin digitalisasi adalah optional, tapi sekarang menjadi keharusan," ujarnya melanjutkan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus