PERATURAN Daerah di Aceh tentang larangan membikin, menyimpan, mengedarkan, dan menjual cairan yang mengandung alkohol, akhirnya, "jebol" juga. Sebuah pabrik etanol milik PT Starsaco diresmikan Kamis pekan lalu di Langsa, Aceh Timur, oleh Menteri Hartarto didampingi Sudomo dan Bustanil Arifin. Pabrik yang di tahun 1981 pernah dijuluki penduduk "proyek setan" ini memang sempat diramaikan. Sehingga, Gubernur Aceh ketika itu, Hadi Thayeb, sempat berang. "Yang bilang pabrik etanol itu pabrik minuman keras adalah membodohi rakyat," katanya. Hal ini sempat pula menggelitik Majelis Ulama Aceh Timur bersuara: tegas-tegas menolak andai kata pabrik tersebut menghasilkan benda yang memabukkan. Tapi, ribut-ribut itu sudah berlalu. Pabrik sudah diresmikan dengan mulus dan semarak. Banyak warga menyaksikan peresmian meriah itu. MUI Aceh pun sudah mengamanatkan kepada pejabat-pejabat pemerintah untuk selalu mengawasi agar tidak teradi penyimpangan. "Pemerintah supaya mencabut izin pabrik itu apabila ingkar janji," kata MUI Aceh. Berdiri di atas tanah seluas 7 ha, pabrik ini menyerap 120 tenaga kerja. Produksi memang baru dicanangkan pada awal Januari tahun depan, dengan kapasltas terpasang 10.000 Iiter per hari, berupa fine alcohol, technical alcohol, dan fusel oil. Setiap hari membutuhkan bahan baku singkong 80 ton yang akan dipasok dari petani sekitar Aceh Timur dan proyek-proyek transmigrasi. Soal pemasaran, menurut Johan Tanuwijaya, Direktur PT Starsaco, tidak ada masalah. Untuk Jepang saja, yang membutuhkan 150 juta liter etanol per tahun, baru bisa disuplai Indonesia sekitar 12,5 juta liter. Belum lagi untuk kebutuhan di dalam negeri, seperti memenuhi industri kosmetik, industri rokok putih, laboratorium kimia dan kedokteran. "Berdirinya pabrik ini antara lain memang saran dari rekan-rekan dagang di luar negeri," kata Johan Tanuwijaya. Dan, seperti kata Menteri Hartarto pada peresmian pabrik, "Pendirian pabrik ini menyangkut pengembangan industri nonmigas." Lebih dari itu, yang bisa dinikmati lag adalah terciptanya lapangan kerja baru, serta bakal tergairahnya petani setempat menanam singkong. Harga singkong memang sedang melaju. Saat yang sungguh tepat. Widi Yarmanto, Laporan Makmun Al-Mujahid (Medan)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini