Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya mengungkap aparat TNI sampai bintara pembina desa (babinsa) yang berada di desa-desa akan membantu Bulog menyerap gabah. Perusahaan pelat merah itu baru saja meneken perjanjian kerja sama dengan TNI, Senin lalu. “Mulai dari pascapanen, memberikan sosialisasi. Itu kan memang ada tugasnya Babinsa itu,” ujar jenderal bintang tiga usai rakortas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Babinsa di desa-desa juga akan memudahkan pendataan petani yang akan menjual gabah kepada Bulog. Ia menambahkan, TNI kuga akan membantu mengamankan harga gabah agar sesuai dengan ketentuan, yakni Rp 6.500 per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TNI meneken perjanjian kerja sama dengan Perum Bulog pada Senin, 10 Februari 2025. Kerja sama ini diteken hanya tiga hari setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menunjuk Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog yang baru.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan bahwa kerja sama instansinya dengan Bulog dilakukan dalam rangka mendukung pengadaan beras dan gabah nasional 2025. "Kerja sama ini akan memanfaatkan gudang-gudang TNI yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," kata Hariyanto ketika dihubungi Tempo pada Senin, 10 Februari 2025.
Menurut Hariyanto, TNI selalu mendukung kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kepentingan nasional. Tak terkecuali dukungan dalam menjaga ketahanan pangan sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Penandatanganan kerja sama ini dihadiri Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal Richard Tampubolon, Dirut Bulog Mayjen Novi Helmy Prasetya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Penandatanganan kerja sama antara TNI dan Bulog berlangsung di Ruang Pola, Gedung A Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini.