Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bunga SBI Tergerus Banjir Dana

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lain pejabat, beda pula kebijakannya. Saat Syahril Sabirin menjadi Gubernur BI, jarang sekali terdengar komentarnya mengenai suku bunga SBI. Kini, situasi itu berubah. Burhanuddin Abdullah, Gubernur BI yang menggantikan Syahril Sabirin, seakan menikmati peran sebagai komentator gerak suku bunga SBI. Beberapa kali pula ia menyatakan bahwa BI mendukung penurunan suku bunga. Akibatnya, persepsi pasar bahwa suku bunga SBI akan terus turun kian mengkristal. Wujudnya terlihat dari hasil lelang pekan ini. Suku bunga SBI berjangka satu bulan yang dilelang pekan ini turun 18 basis poin menjadi 9,53 poin. Besar penurunan bunga SBI pekan ini memang lebih kecil dibanding pekan lalu, yang mencapai 36 basis poin. Sebenarnya, tak ada yang keliru dengan kebijakan penurunan tingkat suku bunga. Apalagi jika penurunan itu dilihat dari sudut beban anggaran. Sekadar mengingatkan, sebagian dari obligasi rekapitalisasi memberikan yield yang didasarkan pada besarnya suku bunga obligasi rekapitalisasi perbankan. Jadi, semakin turun bunga SBI, semakin kecil pula biaya yang harus dibebankan ke anggaran. Karena itu, laju penurunan bunga tampaknya sulit dibendung. Yang berperan di balik tren ini adalah tingginya likuiditas di pasar. Dua pekan lalu pemerintah baru saja melunasi kupon bunga obligasi senilai Rp 2 triliun. Jumlah uang yang masuk dalam sistem perbankan berlimpah-ruah dengan jatuh temponya obligasi pemerintah sebesar Rp 7 triliun pada Rabu pekan silam. Jadwal jatuh tempo obligasi pemerintah juga bulan depan. Dana pun akan mengalir deras dari luar negeri. Pada Rabu pekan lalu, Federal Reserves memangkas suku bunga berjangka pendek di AS sebesar 25 basis poin. Kebijakan itu diperkirakan akan mendorong pemilik dana di AS memindahkan pundi-pundi mereka ke pasar yang memberikan bunga lebih tinggi. Uang juga akan mengalir dari para investor yang mengantre saham Bank Mandiri. Sementara itu, sulit sekali mencari faktor penghubung antara penurunan bunga dan agenda stimulasi pemerintah. “Penurunan bunga di Indonesia memang tidak terkait dengan agenda stimulasi ekonomi pemerintah,” tukas Anton Gunawan, ekonom di Citibank. Itu menjelaskan mengapa suku bunga kredit yang dipasang oleh bank masih tetap di atas 15 persen, atau lebih tinggi 6 persen dari suku bunga SBI. Maka, sejauh ini bisa disimpulkan bahwa terlalu cepat mengaitkan penurunan SBI dengan bergairahnya kembali sektor riil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus