Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rapor pemerintah Indonesia di bidang ekonomi mendapat dua nilai biru pekan ini. Penilaian positif pertama datang dari IMF, yang menjadi bohir program bantuan keuangan untuk Indonesia sebesar US$ 4 miliar. Seusai merampungkan kajian kesembilan, IMF, yang diwakili oleh Shigemitsu Sugisaki, melontarkan pujian positif atas perkembangan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Penilaian itu didasari sejumlah indikator ekonomi, seperti laju inflasi dan pertumbuhan jumlah cadangan devisa.
Dari Washington, Sugisaki juga menyanjung kemampuan pemerintah dalam mengkonsolidasi anggaran, hingga realisasi anggaran pada tahun berjalan masih sesuai dengan target defisit sebesar 1,8 persen dari produk domestik bruto.
Angin segar berikutnya datang dari markas Moody’s. Lembaga pemeringkat internasional itu menyatakan akan mengkaji kemungkinan peningkatan peringkat utang pemerintah Indonesia, yang kini masih B3.
“Kendati pasar telah memperkirakan hal tersebut, keputusan Moody’s merupakan sinyal positif bagi nilai tukar,” ujar Anton Gunawan, ekonom Citibank. Ternyata pasar menyambut dingin berita tersebut karena sebelumnya Moody’s menyatakan positive outlook bagi peringkat Indonesia, yang artinya sama dengan kemungkinan naik peringkat.
Namun, seandainya upgrade terjadi, peringkat Indonesia tetap saja di bawah peringkat yang aman bagi investasi. Menurut Moody’s, penilaiannya itu mencerminkan risiko melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Moody’s beranggapan perekonomian Indonesia masih rawan, terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan, yaitu 4 persen tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo