Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANYUWANGI — Sektor perumahan terus berupaya tumbuh di tengah ancaman resesi, inflasi tinggi, dan tren kenaikan suku bunga global. Lembaga pembiayaan perumahan dan perbankan harus mengerahkan upaya ekstra untuk mendorong penyaluran pembiayaan perumahan atau kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun ini.
PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero), sebagai pengelola dan penyalur dana bantuan subsidi perumahan pemerintah, misalnya, ikut mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia serta biaya dana yang akan berdampak pada tingkat bunga pinjaman atau kredit yang lebih mahal.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo, mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan berdampak pada kenaikan imbal hasil surat utang negara, yang merupakan patokan bagi penetapan biaya dana (cost of fund) perseroan. Sebagaimana diketahui, kenaikan suku bunga acuan BI berlangsung agresif sejak Agustus lalu, dengan kenaikan sebesar 125 basis point ke level 4,75 persen.
“Cost of fund perseroan akan ikut naik, dan kebijakan moneter kontraktif Bank Indonesia juga dapat menghambat kinerja intermediasi perbankan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja penyaluran pinjaman,” ujar dia, kemarin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo