Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Dugaan pemalsuan data sertifikasi Daihatsu pertama kali terungkap pada April 2023.
Terdapat 64 model kendaraan dan tiga jenis mesin buatan Daihatsu yang bermasalah.
Kementerian Perhubungan sudah melakukan uji tipe terhadap mobil yang diproduksi di Indonesia.
JAKARTA – Pemerintah mengizinkan pabrikan mobil Daihatsu di Indonesia melanjutkan produksi setelah menjamin pemenuhan standar keselamatan. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan akan mengawasi lebih ketat perakitan fitur keamanan penumpang pada setiap produk Daihatsu, baik yang dikembangkan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) maupun PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI). “Kami memonitor perkembangannya,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Keamanan mobil Daihatsu yang dipakai di berbagai negara dipertanyakan setelah munculnya pengakuan Daihatsu Motor Co Ltd (DMC), induk merek Daihatsu di Jepang, mengenai penyimpangan dalam proses sertifikasi produk, termasuk tes keselamatan kendaraan.
Dugaan pemalsuan data sertifikasi itu pertama kali terungkap pada April 2023. Pemalsuan awalnya hanya terdapat pada empat model Daihatsu yang diproduksi di Thailand dan Malaysia selama 2022-2023. Komite independen yang dibentuk sendiri oleh Daihatsu Motor kemudian mengungkapkan bahwa pelanggaran sudah terjadi sejak era produksi 1989.
Kejanggalan mulanya hanya menyangkut fitur keselamatan dan ketahanan mobil, seperti pelapisan pintu serta uji tabrak samping. Ada juga data ihwal uji benturan sandaran kepala, tekanan udara ban, serta penunjuk kecepatan alias speedometer, yang bermasalah dalam sertifikasi. Belakangan, komite independen mengumpulkan 174 dugaan pelanggaran dalam 25 kategori pengujian mobil Daihatsu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu mobil Daihatsu dipamerkan dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang. TEMPO/Tony Hartawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika disisir, terdapat 64 model kendaraan dan tiga jenis mesin buatan Daihatsu yang diduga terkait dengan masalah ini. Sebanyak 22 model di antaranya dijual oleh Toyota. Daihatsu diketahui sudah memproduksi 1,1 juta unit mobil pada Januari-Oktober 2023. Sebanyak 40 persen dari jumlah itu dirakit di luar Jepang.
Dalam periode serupa, Daihatsu menjual lebih dari 660 ribu mobil yang menyumbang 7 persen penjualan konsolidasi Grup Toyota. Di Indonesia, beberapa model yang diduga bermasalah itu juga diproduksi dan diekspor ADM hingga bulan ini, misalnya Daihatsu Agya, Toyota Avanza, serta Rush dan Raize.
Untuk kebutuhan investigasi, DMC yang bergerak di bawah bendera Toyota Motor Corporation akhirnya membekukan kegiatan produksi, termasuk ekspor mobil dari Jepang, sejak 20 Desember 2023. Bos Daihatsu Motors Soichiro Okudair juga melaporkan temuan komite independen tersebut kepada Kementerian Transportasi Jepang.
Temui Perwakilan Daihatsu
Menurut Hendro, Kementerian Perhubungan sudah bertemu dengan perwakilan Daihatsu pada 21 Desember lalu. Pabrikan mobil asal Jepang itu disebutkan menjamin penuh keamanan mobil yang dipakai masyarakat Indonesia. “Mereka menyatakan mobil Daihatsu yang diproduksi di Indonesia berbeda dengan yang di Jepang.”
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan lembaganya bisa ikut menginvestigasi keamanan produk Daihatsu. Namun, tanpa insiden atau kecelakaan, KNKT hanya akan bergerak bila diminta regulator. Hasil investigasi itu akan menjadi rekomendasi khusus untuk pemerintah. Isinya pun murni soal teknis kendaraan, tanpa menyangkut ke skema penjualan ataupun kebijakan produsen. “Bisa saja ada investigasi sebagai upaya preventif, sejauh ada permintaan. Semua biaya dibebankan ke anggaran KNKT.”
Toyota Veloz dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang. Tempo/Tony Hartawan
Sertifikasi Tipe secara Terpisah
Wakil Presiden TMMI Bob Azam menjamin tak ada masalah pada kualitas keamanan mobil Daihatsu yang digarap entitasnya. Beberapa model yang diproduksi TMMI, seperti Avanza, Veloz, serta Yaris Cross, sudah menjalani sertifikasi tipe secara terpisah di Indonesia. “Sudah ada pengujian tipe oleh Kementerian Perhubungan menyangkut keamanan, konsumsi bahan bakar, emisi, dan sebagainya. Tidak ada problem," ujarnya kepada Tempo.
Menurut Bob, induk Daihatsu dan Toyota di Jepang pun hanya ingin merapikan data sertifikasi yang tidak beraturan. Publikasi mengenai kejanggalan sertifikasi oleh Grup Daihatsu disebut sebagai upaya untuk perbaikan manajemen. “Ini kan hasil penyelidikan internal, bukan karena dilaporkan pihak luar,” ujarnya.
Manajemen TMMI dan Toyota Astra Motor sebagai pemegang merek Toyota di Indonesia meneruskan distribusi domestik sejak 22 Desember. ADM juga memulihkan aktivitas ekspor secara bertahap sejak 26 Desember 2023.
Tidak Dianggap Serius
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menyebutkan pemerintah jarang mengantisipasi skandal spesifikasi produk otomotif secara serius. Investigasi khusus dari lembaga keamanan transportasi, seperti KNKT, juga dianggap tak mempengaruhi proses produksi. “Penghentian produksi dan pemanggilan oleh pemerintah hanya reaksi sesaat untuk memadamkan kehebohan."
Yannes mencontohkan kelanjutan investigasi ihwal rangka Enhanced Smart Architecture Frame (eSaf) pada sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) yang masih buram hingga sekarang. Rangka yang terpasang di beberapa produk terlaris AHM, seperti Genio, BeAT, Scoopy, dan Vario 160, itu diduga ringkih dan mudah patah. KNKT yang terlibat dalam pemeriksaan itu mendapati potensi karat pada beberapa bagian rangka tersebut. “Hasil investigasi itu tidak punya kekuatan apa-apa. Tidak ada perbaikan yang signifikan.”
YOHANES PASKALIS | DICKY KURNIAWAN | REUTERS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo