Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus uang palsu yang terungkap di UIN Alauddin Makassar melibatkan 17 tersangka dari berbagai latar belakang, seperti pegawai Bank BUMN, dosen, ASN, pengusaha, juru masak, hingga seorang mantan calon wali kota Makassar dan calon legislatif Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengungkapan ini dilakukan di Kampus II Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, setelah penyelidikan sejak awal Desember 2024. Polisi menyita barang bukti seperti mesin cetak besar, ribuan lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu, serta berbagai peralatan pendukung produksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain mata uang rupiah palsu, ditemukan juga mata uang asing seperti 5.000 Won Korea dan 500 Dong Vietnam. Bukti lainnya mencakup dokumen palsu bernilai triliunan rupiah, bahan baku, tinta impor dari Cina, serta kendaraan yang digunakan oleh para pelaku.
Berdasarkan informasi dari Bank Indonesia, berikut adalah cara mudah untuk mendeteksi keaslian uang tanpa menggunakan alat khusus.
Masyarakat, termasuk perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR), memiliki tanggung jawab besar untuk mencegah dan mengurangi peredaran uang palsu. Edukasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah dan cara mendeteksinya menjadi langkah awal yang sangat penting.
Menurut Bank Indonesia, para pelaku pemalsuan uang sering mengedarkan uang palsu di pasar tradisional atau toko kecil saat suasana ramai. Situasi ini dimanfaatkan karena pedagang cenderung tidak memeriksa uang yang diterima. Oleh karena itu, meluangkan waktu untuk memeriksa uang palsu atau asli menjadi sangat penting.
Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah
Bank Indonesia telah merancang uang rupiah dengan berbagai ciri pengaman yang memudahkan masyarakat untuk mengenali keasliannya. Berikut beberapa ciri utama:
1. Bahan Baku Uang Kertas
- Terbuat dari serat kapas.
- Dilengkapi dengan benang pengaman yang dianyam atau tertanam, yang dapat berubah warna jika dilihat dari sudut tertentu.
- Terdapat tanda air berupa gambar pahlawan nasional dan electrotype berupa logo BI.
2. Desain Uang
- Memiliki desain, ukuran, dan warna yang khas dan mudah dikenali.
3. Teknik Cetak Khusus
- Menggunakan tinta yang berubah warna (colour shifting ink) dan gambar tersembunyi yang hanya terlihat dari sudut pandang tertentu.
- Bagian yang terasa kasar ketika diraba, seperti gambar utama, lambang negara, angka nominal, dan tulisan "BANK INDONESIA."
- Kode tuna netra berupa garis yang kasar di sisi kiri dan kanan uang.
4. Gambar Saling Isi (Rectoverso)
- Logo BI akan terlihat utuh jika diterawang ke arah cahaya.
Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mendeteksi keaslian uang adalah dengan metode 3D: Dilihat, Diraba, Diterawang.
1. Dilihat
- Periksa perubahan warna pada benang pengaman dan logo BI.
- Amati gambar tersembunyi berupa angka atau tulisan BI dari sudut tertentu.
2. Diraba
- Rasakan bagian kasar pada gambar utama, lambang negara, angka nominal, dan tulisan lainnya.
- Bagi tuna netra, gunakan kode tuna netra untuk mengenali keaslian uang.
3. Diterawang
- Angkat uang dan arahkan ke cahaya. Perhatikan gambar pahlawan, ornamen, dan logo BI yang terlihat utuh.
- Langkah Jika Menerima Uang Palsu
Jika Anda mendapati uang yang diragukan keasliannya, lakukan langkah berikut:
- Hindari menyebarkan uang palsu ke masyarakat.
- Sampaikan uang tersebut ke bank atau kantor polisi terdekat untuk klarifikasi.
- Ajukan permintaan resmi dengan menyertakan fisik uang yang diragukan keasliannya.
Untuk mengurangi risiko menerima uang palsu, berikut beberapa tips:
- Lakukan transaksi di tempat dengan pencahayaan baik.
- Selalu periksa uang yang diterima dengan metode 3D.
- Tukarkan uang hanya di tempat resmi.
- Pertimbangkan pembayaran secara nontunai.
Antara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Polisi Tetapkan 17 Tersangka Kasus Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar