Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengembang properti kini harus memaksimalkan penjualan rumah secara online di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat. Sebab, pembatasan yang berlaku 3 sampai 20 Juli 2021 ini membuat kegiatan di kantor marketing office hingga lokasi show unit harus dihentikan sementara.
Marketing Director Sinar Mas Land, Alim Gunadi, mengatakan sebagian konsumen masih membutuhkan pengalaman fisik saat membeli rumah. Tapi sebenarnya, ada juga kelompok yang sudah mulai terbiasa secara digital.
"Market itu yang kami grab, karena potensinya 10-15 tahun ke depan dikuasai market itu, besar sekali jumlahnya," kata Alim dalam diskusi Prolab pada Sabtu, 10 Juli 2021.
Untuk itu, Sinar Mas kini memanfaatkan sejumlah jalur penjualan online untuk menggaet konsumen. Salah satunya masuk ke market list di platform seperti rumah.com, rumah123, hingga lamudi. "Dalam waktu dekat juga dengan Unicorn, minggu depan lah kami go live," kata dia.
Selain itu, Sinar Mas meluncurkan e-catalog berisi aneka produk mereka sejak November Desember 2020. "Yang masuk sudah ribuan jumlahnya," kata Alim.
Executive Director Summarecon Agung, Albert Luhur, mengatakan PPKM Darurat ini memang membuat sejumlah rencana peluncuran produk tertunda. Meski demikian, Summarecon terus meningkatkan performa penjualan online mereka.
"Orang yang online ini ketika ketik menanyakan sesuatu, maunya cepat," kata Albert. Sehingga, Summarecon langsung menyiapkan infrastruktur agar pertanyaan konsumen langsung diarahkan ke sales dan direspons dalam hitungan detik.
Walau ada keterbatasan, perusahaan belajar dari proyek yang mereka luncurkan pada 2020, Summarecon Bogor. Bahwa ketika pembatasan mulai diperlonggar, hype atau minat pembelian langsung naik. "Jadi kami merasa preparation (saat pembatasan) itu penting sekali," kata dia.
Setali tiga uang. Penundaan peluncuran proyek baru juga dirasakan oleh Ciputra Residence. Ada beberapa produk yang rencananya diluncurkan Agustus, tapi kini sedang dievaluasi kembali. "Lagi evaluasi, situasinya seperti," kata Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo.
Walau begitu, Ciputra punya optimisme tersendiri dengan penjualan online ini. Sekitar Juni 2020, perusahaan berhasil melakukan penjualan yang benar-benar hanya mengandalkan online melalui show unit virtual. "Berhasil untuk segmen Rp 500 sampai Rp 700 juta," kata dia.
Saat ini pun, 45 persen konsumen Ciputra melihat produk-produk mereka lewat online dan 55 persen offline. Sehingga, Ciputra kini sedang memilah-milah. "Mana saja produk yang tetap online, jaga-jaga kalau Agustus masih PPKM," kata dia.
Direktur Lippo Karawaci, Jopy Rusli, menilai semua pengembang menghadapi masalah yang sama. Produk yang rencan akan diluncurkan menjadi terdampak akibat PPKM Darurat ini. "Apakah ditunda atau dengan online saja," kata dia.
Meski demikian, Jopy berharap rencana pembelian rumah oleh konsumen hanya tertunda saja, bukan gagal. Sehingga, Lippo saat ini tetap mengumpulkan terlebih dahulu beberapa rencana pembelian melalui booking online. "Ya terkumpul saja, pada saatnya, tek (pembatasan dilonggarkan), realisasinya ada," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
FAJAR PEBRIANTO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini