Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Cekal? visa pun tak punya

Dirut PT Dinamika Erajaya, mayjen (purn) koesno achzan jein dicekal pemerintah. diduga ia terlibat kredit macet yang dilakukan eddy tansil di Bapindo. kondisi lingkungan kehidupan ketua pepabri DKI Jaya.

19 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU saja tak ada gaduh Bapindo, pensiunan Asisten Personalia KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) ini tentu tak akan menarik perhatian orang. Mayjen (Purn.) Koesno Achzan Jein, demikian nama lengkapnya, mulai dibicarakan tatkala kasus Eddy Tansil terungkap ke permukaan. Soalnya, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Dinamika Erajaya, satu dari tiga perusahaan milik Grup Golden Key milik Eddy Tansil, yang mendapat kredit Rp 1,3 triliun dari Bapindo. Ia memang bukan orang nomor satu. Tapi dalam kasus ini, Koesno termasuk yang mengetahui, misalnya, siapa yang terlibat dalam kasus Eddy dan Bapindo. Juga semestinya ia menentukan segala keputusan penting, setidaknya mengetahui. Maka wajar kalau perubahan dari usance letter of credit menjadi red clause letter of credit Bapindo langsung dikaitkan kepada tokoh tak banyak dikenal ini. Hasil penyidikan resmi belum selesai, namun kalangan Pemerintah (Departemen Keuangan dan Bank Indonesia) melihat faktor Koesno ikut menentukan. Mungkin karena itu pula, selain pengusaha Eddy Tansil, Pemerintah juga meminta kepada pihak Imigrasi untuk mencekal pria berusia 77 tahun ini. Tak jelas bagaimana Koesno bergabung dengan Grup Golden Key, milik pengusaha Eddy Tansil, itu. Yang pasti, ia ditempatkan sebagai direktur utama pada hampir semua anak perusahaan Golden Key. Koesno juga memiliki 120 lembar saham PT Dinamika Erajaya senilai Rp 12 miliar. Ketika ditanyakan soal itu, Ny. Koesno cuma geleng-geleng kepala. "Dari mana kami punya uang sebanyak itu? Kalau punya uang sebanyak itu, tentu kami punya mobil bagus dan tak akan melarat," ujarnya. Kendati mengendalikan perusahaan menengah besar seperti Golden Key, namun kehidupan Koesno sehari-hari tampaknya jauh dari mewah. Rumahnya di kawasan Jalan Hang Tuah, Jakarta -- yang ditempati sejak 28 tahun lampu -- terlihat sederhana. Tak ada gardu jaga, apalagi satpamnya. Kini rumah itu diblokir Pemda DKI Jaya. Satu-satunya kendaraan yang ada hanyalah sebuah jip tua yang, menurut Ny. Koesno, dibeli dari kesatuannya ketika sang suami pensiun. Dan sejak pensiun dari dinas di ABRI-lah Koesno bergabung dengan Grup Golden Key. Tapi, "Saya tidak tahu apa pekerjaan Bapak di situ. Yang saya tahu, setiap bulan Bapak bawa gaji," tutur wanita berusia 66 tahun ini, polos. Dan ia tidak percaya bahwa suaminya memiliki saham di Grup Golden Key. Tatkala ada berita tentang pencekalan suaminya, anak-anak mereka dan juga Mayjen Koesno sendiri gelak tertawa. "Jangankan ke luar negeri, lihat visa pun belum pernah," kata Nyonya Koesno. Dilahirkan di Payakumbuh, Sumatera Barat, Koesno pernah menjabat wakil Panglima Kodam Jaya -- atasannya waktu itu Jenderal (Purn.) Umar Wirahadikusumah. Selain sibuk di Golden Key, Koesno juga aktif sebagai Ketua Pepabri (Persatuan Purnawirawan ABRI) DKI Jaya. Jabatan ini dipegangnya selama 20 tahun. Dengan sebuah sedan buatan Jepang, setiap pukul 8 pagi, Koesno menuju kantor Golden Key di kawasan Pecenongan, Jakarta. "Bapak sendiri akan lebih senang kalau berhenti. Ia sudah tua," istrinya menuturkan. Melihat lingkungan hidupnya sehari-hari, maka sulit dipercaya bahwa kakek 8 cucu ini terlibat dalam kasus kredit bermasalah di Bapindo. Tentu soalnya akan lebih jelas bila hasil pemeriksaan Departemen Keuangan dan Bank Indonesia sudah rampung kelak kemudian hari. Bambang Aji dan Sri Wahyuni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum