Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah, mengatakan tingkat keberhasilan bayar industri teknologi finansial (tekfin) relatif stabil di tengah pandemi Covid-19. Hal ini karena penyelenggara pinjaman online melaporkan kepada Fintech Data Center (FDC), pusat data peminjaman tekfin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pusat data ini dapat mendeteksi dan mencegah calon nasabah melakukan peminjaman berlebih di banyak platform fintech P2P (peer to peer) lending dalam waktu bersamaan, serta mengetahui profil risiko peminjam," kata Kuseryansyah, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuseryansyah mengatakan, sejak pertama kali diluncurkan pada tahun lalu, sudah ada 111 penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending yang sudah melapor kepada FDC. Sebagian besar penyelenggara pinjaman online dari yang telah menyampaikan data harian tersebut juga rutin mengecek calon peminjam (borrower) melalui FDC.
Keberadaan pusat data dinilai sangat membantu para penyelenggara teknologi finansial untuk melihat rekam jejak dan menilai reputasi calon peminjam. Dengan begitu, industri dapat meningkatkan pengelolaan kualitas portofolio, khususnya dalam menurunkan pinjaman bermasalah, terutama saat pandemi Covid-19.
"Berdasarkan survei yang dilakukan AFPI, mayoritas tingkat keberhasilan bayar tercatat stabil. Per Februari 2020, Otoritas Jasa Keuangan mencatat tingkat keberhasilan sebesar 96,08 persen atau non-performing loan (NPL) 3,92 persen," tutur Kuseryansyah.
Ketua Bidang Technical Support AFPI, Ronald Andi Kasim, menjelaskan bahwa FDC dapat membantu penyelenggara fintech lending dengan memberikan berbagai indikator statistik pada level agregat. Berdasarkan data FDC, wabah Covid-19 memberi pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran pinjaman baru melalui fintech lending. Saat ini terjadi penurunan jumlah pengecekan data FDC sebanyak 20 persen dibanding periode sebelum Covid-19.
"Sejak Januari 2020, total pengecekan data FDC sampai saat ini telah tercatat lebih dari 15 juta kali, dengan rata-rata sekitar 140 ribu pengecekan data setiap hari," tutur Ronald.
Direktur Perizinan, Pengaturan, dan Pengawasan Fintech OJK, Hendrikus Passagi, mengatakan industri memerlukan model analisis risiko kredit yang inovatif di tengah kondisi pandemi. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif dalam penyaluran pinjaman yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
Chief Executive Officer TunaiKita, Tumbur Pardede, berharap pusat data dapat menghindari perilaku buruk debitur dan identifikasi penipuan. Sistem tersebut bisa menjadi parameter dalam menentukan kelayakan pelanggan, seperti mendeteksi dan mencegah calon nasabah meminjam lebih dari satu platform pada waktu yang bersamaan.
Hingga akhir Februari 2020, jumlah penyaluran pinjaman Fintech P2P Lending senilai Rp 95,39 triliun melonjak 225,58 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year). Dari sisi pemberi pinjaman (lender) tercatat sebanyak 630.003 entitas atau naik 156,83 persen secara tahunan. Adapun jumlah peminjam melejit 267,17 persen menjadi 22,3 juta entitas.
LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo