Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dampak WFH, Penumpang LRT Jabodebek Merosot dalam Seminggu

LRT Jabodebek menyatakan jumlah penumpang turun menjadi sekitar 88 hingga 89 ribu penumpang per hari.

24 Februari 2025 | 17.04 WIB

Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong khusus wanita pada rangkaian kereta LRT Jabodebek di Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Selasa, 24 Desember 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong khusus wanita pada rangkaian kereta LRT Jabodebek di Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Selasa, 24 Desember 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penumpang LRT Jabodebek mengalami tren penurunan dalam dua minggu terakhir. Tren serupa juga terjadi pada layanan PT Kereta Cepat Indonesia Cina (PT KCIC). Penurunan ini diduga akibat kebijakan Work From Home (WFH) yang diterapkan di beberapa sektor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang yang semula mencapai 90 ribu per hari kini turun menjadi sekitar 88 hingga 89 ribu penumpang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Seminggu ini saya lihat ada tren penurunan 80-90 ribuan. Kami sedang menganalisa apakah ini karena dampak program WFH, sehingga tren angkutan umum masal ini turun,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Divisi LRT Jabodebek, Senin, 24 Februari 2025.

Purnomosidi menjelaskan bahwa beberapa penumpang tetap yang biasa menggunakan layanan LRT, terutama dari sektor pemerintahan dan kesehatan, kini berkurang. “Memang yang kami mitigasi salah satunya WFH, karena beberapa penumpang yang biasanya kita lihat itu enggak hadir, terutama yang di sekitar pemerintahan, kesehatan, di rumah sakit dan sebagainya itu tidak ada. Sehingga kita berasumsi bahwa salah satunya adalah dengan adanya kebijakan WFH," katanya. 

Tren penurunan jumlah penumpang juga dialami oleh KCI dalam kurun waktu satu hingga dua minggu terakhir. "Saudara kandung kami yakni KCI, juga sama, ternyata trennya juga ada sedikit penurunan di 1-2 minggu terakhir," tuturnya. 

Ia mengklaim, meskipun ada tren penurunan akibat kebijakan WFH, layanan LRT Jabodebek tetap beroperasi secara optimal. “Harapan kita, meskipun ada tren penurunan, ada instruksi untuk melakukan WFH ini, kami tetap melakukan pelayanan dengan baik,” tuturnya.

Sebelumnya, jumlah penumpang LRT Jabodebek sempat mencapai 90 ribu dalam tiga minggu terakhir. Pihak LRT Jabodebek masih terus menganalisis lebih lanjut faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap perubahan tren ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus