Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen Ekonomi

Peristiwa penting ekonomi sepekan lalu.

18 Januari 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga miskin antre untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram bersubsidi di salah satu pangkalan di Banda Aceh, Aceh, Rabu lalu. ANTARA/Irwansyah Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah akan mencabut subsidi elpiji 3 kilogram.

  • Kementerian BUMN menyetorkan tiga nama calon bos baru Garuda.

  • OJK menyetop izin 37 perusahaan manajer investasi.

Bongkar-muat elpiji 3 kilogram di kawasan Rawasari, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Subsidi Elpiji Melon Akan Dicabut

PEMERINTAH akan mencabut subsidi liquefied petroleum gas 3 kilogram mulai semester kedua 2020. Bantuan pemerintah kepada masyarakat miskin untuk membeli produk ini akan disalurkan secara langsung dalam bentuk uang tunai. “Kami sedang dalam pembahasan, karena ada juga pengusaha kecil yang perlu dapat energi tersebut,” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam acara “Indonesia Millennial Summit” di Jakarta Selatan, Jumat, 17 Januari lalu.

Pemerintah menyiapkan skema baru ini karena penyaluran elpiji 3 kilogram yang disubsidi pemerintah dinilai tidak tepat sasaran. Elpiji yang semestinya diperuntukkan bagi masyarakat miskin serta pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro ditengarai justru dipakai bebas oleh masyarakat ekonomi mampu dan pebisnis non-UMKM. Pemerintah akan memverifikasi kelompok yang layak menerima subsidi elpiji tertutup tersebut. Pemerintah juga masih membahas harga jual “gas tabung melon” yang diperkirakan naik seiring dengan pencabutan subsidi.

•••



Pesawat Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.


Menteri Erick Setorkan Tiga Calon Bos Garuda

MENTERI Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyatakan telah menyodorkan tiga nama kandidat Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kepada Presiden Joko Widodo. Ketiga nama calon segera dibahas dalam rapat tim penilai akhir. “Memang ada beberapa yang penyegaran. Saya rasa Garuda kami lagi review. Kami lagi ajukan, kami tunggu saja,” kata Erick di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 17 Januari lalu.

Erick belum dapat mengungkapkan ketiga kandidat yang dimaksud. Namun dia sebelumnya memastikan kursi direktur utama dan komisaris utama GIAA—kode Garuda di lantai bursa—bakal diisi figur yang menarik. Kementerian BUMN juga menyebutkan kemungkinan besar calon Direktur Utama Garuda Indonesia berasal dari kalangan eksternal.

Kursi direktur utama maskapai pelat merah ini lowong setelah bos sebelumnya, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, dicopot menyusul terbongkarnya kasus penyelundupan sepeda motor besar dalam pengiriman pesawat Airbus 330-900neo pesanan Garuda pada 17 November 2019. Adapun posisi Komisaris Utama Garuda saat ini ditempati Sahala Lumban Gaol. Direksi baru Garuda punya tugas berat mengembalikan kepercayaan publik setelah perusahaan juga tersandung skandal memoles laporan keuangan 2018.

•••



Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Jakarta, 16 Januari 2020. ANTARA/Aprillio Akbar


OJK Menyetop Izin 37 Manajer Investasi

OTORITAS Jasa Keuangan menghentikan sementara izin operasi 37 perusahaan manajer investasi sepanjang 2019. “Di pasar modal, kami memang mulai enforce lebih ketat,” ujar Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis, 16 Januari lalu.

Dia berharap penghentian itu akan menaikkan kepercayaan publik dan investor terhadap pasar modal dalam negeri. Industri jasa keuangan dalam negeri memang sedang menghadapi badai kepercayaan. Perusahaan asuransi jiwa milik negara, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), mengalami gagal bayar yang ditengarai dipicu korupsi dalam pengelolaan dana investasi di portofolio saham dan reksa dana saham. Investasi tersebut banyak melalui manajer investasi. Kasus serupa kini diduga terjadi di PT Asabri (Persero).

•••



Terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan


Defisit Perdagangan 2019 Menyusut

BADAN Pusat Statistik mencatat defisit perdagangan sepanjang 2019 mencapai US$ 3,2 miliar. “Angka ini jauh lebih baik dari 2018, yang defisitnya US$ 8,6 miliar,” kata Kepala BPS Suhariyanto di gedung BPS, Rabu, 15 Januari lalu.

Menyusutnya defisit perdagangan didorong penurunan impor yang lebih besar dibanding ekspor. Akumulasi nilai impor 2019 tercatat mencapai US$ 178,72 miliar, turun 9,53 persen dibanding pada 2018 yang sebesar US$ 188,71 miliar. Adapun nilai ekspor Indonesia hanya US$ 167,53 miliar, turun 6,94 persen dari US$ 180,01 miliar pada 2018.

Kendati begitu, neraca perdagangan masih mencatat impor minyak sebagai sumber defisit terbesar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana memangkas jatah impor minyak maksimal 30 juta barel pada 2020 untuk menekan defisit tersebut.

•••

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus