Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Debat Capres Diharap Bahas Tuntas Ketenagakerjaan, APINDO: Ada Tiga Juta Pencari Kerja Per Tahun

Debat capres terakhir diharapkan membahas tuntas isu ketenagakerjaan. Setiap tahun ada tiga juta pencari kerja baru.

3 Februari 2024 | 18.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam berharap sejumlah isu ketenagakerjaan dibahas oleh calon presiden atau Capres dalam debat Capres terakhir pada Minggu, 4 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal menggelar debat capres terakhir dengan tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bob menyebut, setiap tahun ada 3 juta orang pencari kerja baru yang masuk pasar kerja. Sementara di waktu yang bersamaan, ada 350 ribu orang yang kehilangan pekerjaan. Karena itu, kata Bob, presiden terpilih harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Menciptakan pekerjaan yang berkualitas juga penting untuk memberikan pekerjaan kepada masyarakat. Employment yang challenging baik quantity maupun quality," ujar Bob kepada Tempo pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Ia juga menyoroti efektivitas program pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di bidang ketenagakerjaan seperti kartu Pra Kerja. Menurutnya, presiden terpilih harus mampu mengevaluasi efektivitas kartu-kartu yang sudah dikeluarkan oleh Jokowi. 

Bob juga mengungkap, persoalan lain yang perlu dibahas dalam debat Capres besok adalah ketimpangan upah antar provinsi. Saat ini, kata Bob, upah antar provinsi memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

"Bagaimana mengatasi dan mengantisipasi terhadap otomatisasi dan green economy ke depan dan ekosistem ketenagakerjaan seperti pasar kerja yang rigid dan produktifitas yang rendah serta kualitas SDM," kata Bob. 

Intinya, kata Bob, presiden terpilih harus menggunakan tenaga kerja yang ada dan memanfaatkan bonus demografi sebagai strategi untuk menyejahterakan bangsa.

"Bukan sebaliknya, mereka (bonus demografi) menjadi beban," kata dia. 

Capres Anies Baswedan menjanjikan penciptaan lapangan kerja berkualitas. Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar menawarkan 11 program kerja diantaranya menciptakan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan hijau atau green jobs pada 2025-2029.

Anies juga berjanji menciptakan lapangan kerja berkualitas di seluruh sektor. Dalam hal ini termasuk sektor industri manufkatur guna menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 5,45 persen pada Februari 2023 menjadi 3,5 persen hingga 4 persen pada 2029.

Sementara capres nomurut 02, Prabowo Subianto mengusung agenda Asta Cita 3, yang misinya berupa meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur. Prabowo ingin mendorong perusahaan untuk menempatkan angkatan kerja berusia 18-24 tahun sebagai karyawan tetap. Prabowo juga berjanji akan memberikan subsidi premi asuransi untuk pekerja selama 12 bulan. Kemudian, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal untuk mengurangi tingkat pengangguran. Prabowo-Gibran juga menjanjikan pengawasan tenaga kerja asing (TKA).

Sementara capres Ganjar Pranowo menjanjikan penciptaan 17 juta lapangan kerja baru. 

"Memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja," kata Ganjar-Mahfud dalam dokumen visi-misinya.

Ganjar juga menawarkan gagasan Buruh Sejahtera. Ganjar menjanjikan peningkatan kesejahteraan buruh dan pekerja melalui kesempatan kerja yang produktif, pekerjaan yang layak, serta perlindungan ketenagakerjaan.

YOHANES MAHARSO | RIRI RAHAYU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus