Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengungkapkan, dari keseluruhan pengiriman, segmen retail menyumbang kontribusi 80 persen, dan 50-60 persen di antaranya berasal dari marketplace atau e-commerce. “Nah, sisanya itu individual atau melalui media sosial, seperti Facebook atau Instagram,” kata Eri di kantor pusat JNE, Jakarta Barat, Kamis, 22 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut co-founder dan CFO Bukalapak, M. Fajrin Rasyid, seiring berjalannya waktu, masyarakat kini makin nyaman bertransaksi online sehingga volume transaksi makin besar. “Awalnya masyarakat beli yang murah-murah, seperti casing ponsel (telepon seluler), beli dan mendapat kepercayaan, akhirnya mereka berani untuk membeli barang dalam jumlah banyak atau nominal yang besar,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Besarnya angka kontribusi marketplace terhadap jasa pengiriman ini membuat JNE bersedia menjalin kerja sama dengan Bukalapak. Keduanya berkolaborasi menghadirkan layanan JNE Trucking atau JTR untuk mengakomodasi permintaan pelapak yang berjualan barang besar, seperti furnitur dan mebel.
Layanan tersebut dapat mengakomodasi pengiriman barang dengan berat minimal 10 kilogram dalam jumlah banyak menggunakan armada truk melalui jalur darat dan laut dengan harga terjangkau. JNE pun sudah menyediakan 10 truk besar khusus untuk layanan JTR. Truk ini akan bergerak harian dari Medan, Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, sampai Bali. Adapun total keseluruhan armada yang dimiliki JNE saat ini mencapai 2.000.
Pelapak yang menggunakan layanan JTR hanya perlu membayar Rp 25 ribu dengan estimasi waktu pengiriman berkisar 3-7 hari kerja, bergantung pada kota tujuan. JNE pun memberikan jaminan pelayanan barang akan sampai tepat waktu sesuai dengan service level agreement. “Misalnya cuaca buruk atau longsor, kalau perlu, antar secara handy,” ucap Eri.