Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Di tengah kelesuan, ada greenspan

Bursa jakarta kian lesu, setelah wall street kalap melepas saham. tapi yang mau masuk bursa tak gentar sedikit pun. dan mereka antre dengan sabar.tab.

16 April 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALAN Greenspan, Ketua Federal Reserve Amerika Serikat -- di sini posisinya sejajar dengan gubernur bank sentral -- cukup sekali-sekali bertindak, tapi seantero dunia bisa guncang dibuatnya. Greenspan, yang terkenal konservatif, bagaikan jin dengan daya sihir luar biasa ampuh. Ketika tongkat sihirnya bergerak -- ia menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 3,5% pada 22 Maret lalu -- pasar modal di seluruh dunia kalap melepas saham. Kepanikan mencapai puncaknya ketika suku bunga obligasi ikut merangkak naik. Semua pelaku pasar modal paham betul, bunga tinggi adalah pilihan investasi yang lebih baik daripada saham. Dan hukum pasar tak berubah: jika orang berebut menjual, harga saham pasti turun. Penurunan itu dimulai di Wall Street, bursa saham New York. Indeks saham-saham industri Dow Jones, yang biasa dipakai sebagai patokan di Wall Street, anjlok sekitar tujuh persen dalam waktu tujuh hari. Melalui transaksi elektronik yang secepat aliran listrik ini, penurunan harga langsung menular ke seluruh belahan bumi. Tak terkecuali Bursa Efek Jakarta. Sjahrir, pengamat ekonomi kondang, berkomentar, "Bursa Jakarta sudah menjadi bagian bursa dunia, pokoknya sudah mengalami globalisasi." Maka, Bursa Jakarta, yang sudah lesu sejak Januari, lantas ikut anjlok. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Jakarta turun 17 titik, atau tiga persen, dalam sehari. Hal ini terjadi setelah tongkat sihir Greenspan bergerak pada 22 Maret itu. Mengikuti arus longsor di Wall Street, IHSG pun merosot pada hari-hari berikutnya. Crash kecil-kecilan di Wall Street ini ternyata sempat membuat panik Amerika. Dua majalah berita terkemuka, Newsweek dan Time, menjadikannya sebagai laporan utama. Sebenarnya, peningkatan suku bunga yang dilakukan Greenspan dimaksudkan untuk sedikit mengetatkan uang agar ekonomi Amerika, yang saat ini sedang tumbuh bagus, tidak sampai dicubit oleh setan inflasi. Tapi, apa boleh buat, pasar modal terkena imbas samping yang mencemaskan. Namun, tongkat sihir Greenspan bergerak lagi Selasa pekan lalu, sehingga suku bunga obligasi turun kembali. Indeks Dow Jones pun menggeliat bangkit. Selasa pekan lalu, Dow Jones naik 2,3 persen, atau 82 titik, dalam waktu sehari. Pada hari yang sama, di Singapura indeks Straits Times naik 2,62 persen, Kuala Lumpur naik 2,7 persen, Hong Kong melonjak 2,3 persen. Jakarta? Celakanya, malah turun terus. Pantulan Wall Street yang melonjakkan bursa-bursa Asia ternyata tak berpengaruh di Jakarta. Senin pekan lalu IHSG tercatat 486, hari Selasa turun ke 481, dan hari Kamis turun lagi hingga 468, lalu menjadi 463 pada Jumat pekan lalu. Jika dibandingkan dengan angka akhir Februari silam, yang tercatat 548, IHSG sudah melorot hampir 16 persen dalam lima pekan. Rupanya, faktor-faktor domestik yang lebih kuat dapat mengatasi tarikan dari luar. Sekalipun demikian, pialang di Jakarta umumnya tidak khawatir. Biasanya, pasar Jakarta memang baru bergerak 2-3 minggu setelah bursa-bursa lain pulih. Time lag, istilahnya. Tapi memang ada faktor lain yang membuat pasar Jakarta agak lambat bereaksi. Salah satunya adalah skandal manipulasi kredit Bapindo oleh Eddy Tansil, yang belakangan juga disorot oleh masyarakat keuangan internasional. "Paling tidak, berbagai skandal ini membuat investor baru menunda keputusan untuk bermain di Bursa Jakarta," tutur Eugene Galbraith, pialang andal dari PT HG Asia Indonesia. Sementara itu, Tito Sulistyo, Ketua Ikatan Pialang Efek Jakarta, menilai pembatasan harga di pasar perdana juga ikut berpengaruh. Seperti diketahui, Badan Pengawas Pasar Modal menetapkan price earning ratio (PER) maksimal sebesar 15 kali untuk perusahaan yang baru masuk bursa. Harga yang relatif murah di pasar perdana ini, dalam penilaian Tito, "membuat investor segera melepaskan saham untuk menginvestasikan uangnya di saham-saham baru." Arus saham baru belakangan memang membeludak. Pada 28 Maret lalu, misalnya, tiga saham baru -- PT Lippo Securities, PT Putra Surya Perkasa, dan PT Ciputra Development -- langsung terjun ke bursa secara bersamaan. Perusahaan Ciputra yang lain, Jaya Real Property -- anak perusahaan PT Pembangunan Jaya -- juga siap menjual 35 juta sahamnya dalam waktu dekat. Belum lagi yang sudah antre seperti Bank Rama, Mulialand, dan pabrik air mineral AdeS. Ini berarti, tekanan pada pasar belum akan berkurang dalam waktu dekat. Tapi harga saham yang sedikit miring seperti sekarang ini dapat dianggap sebagai koreksi yang bagus untuk saham-saham yang sebelumnya terasa terlalu mahal. Jadi, sekaranglah saat yang tepat untuk membeli saham karena harganya sudah sangat murah -- tak terkecuali harga saham beberapa perusahaan yang kinerjanya bagus. Nah, tunggu apa lagi.Yopie Hidayat . INDEKS SAHAM DI TIGA BURSA ---------------------------------------------------------------- . Straits times Dow Jones BEJ .--------------------------------------------------------------- .21/3 3864.85 2035.30 501.202 .22/3 3862.55 2045.04 485.480 .23/3 3869.46 2111.28 486.903 .24/3 3821.09 2109.65 494.189 .25/3 3774.73 2083.42 498.836 .28/3 3762.35 2059.93 491.051 .29/3 3669.02 2093.72 487.219 .30/3 3626.75 2128.39 492.373 .31/3 3635.96 2028.90 --- .4/4 3593.35 2039.12 485.907 .5/4 3675.41 2061.49 480.955 .6/4 3679.73 2115.57 473.964 .7/4 3693.26 2106.53 467.978 .8/4 3691.24 --- 463.432 .---------------------------------------------------------------

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum