Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya, di tengah perang dagang sengit, Cina malah mengimpor beras dari Amerika Serikat. Importir swasta Cina dilaporkan telah membeli dua kontainer atau sekitar 40 ton beras grade medium dari Sun Valley Roce di California.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rabu 3 Juli 2019, juru bicara USA Rice, sebuah kelompok dagang yang mempromosikan penjualan biji-bijian AS, Michael Klein mengatakan, beras AS digiling dan dikemas ke dalam kantong untuk digunakan konsumen dan layanan makanan. Sun Valley Rice berharap kesepakatan itu menjadi dasar untuk lebih banyak penjualan beras AS ke China di masa mendatang, kata para perwakilan.
Tidak jelas apakah pembelian beras itu isyarat niat baik setelah pertemuan Trump-Xi di KTT G20 di Osaka tempo hari. Kesepakatan beras tersebut menyusul penjualan 544.000 ton kedelai AS ke Cina yang dikonfirmasi minggu lalu oleh Departemen Pertanian AS, penjualan terbesar sejak Maret.
Cina sendiri adalah konsumen beras terbesar di dunia. Setiap tahunnya, Cina menghasilkan 148,5 juta ton biji-bijian pada tahun pemasaran 2018/19 dan mengimpor 3,5 juta ton. Sementara Amerika Serikat menghasilkan 7,1 juta ton beras pada tahun 2018 dan mengekspor kurang dari tiga juta ton.
Sebelum Trump mengobarkan perang dagang, Cina adalah pembeli utama kedelai dan babi AS. Presiden AS Donald Trump, Senin 1 Juli 2019 lalu mengatakan bahwa Cina telah sepakat untuk melakukan pembelian baru atas produk pertanian AS setelah dia bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping.
Para pejabat China setuju untuk mengizinkan impor beras AS pada Juli 2017, setelah bertahun-tahun negosiasi. Tapi sengketa perdagangan yang hampir setahun terakhir antara kedua negara mengancam penjualan pertama.
"Itu tampak tidak pasti bagi kami untuk sementara waktu, dengan permusuhan perang dagang bolak-balik ... Kami akan memiliki pasar, dan melihatnya direnggut, atau begitulah yang kami pikir," kata Klein Rabu.
ANTARA