H.F. Close, bekas penasihat teknis PT Pengadaan Armada Niaga
Nasional (PANN), termasuk orang asing yang tak suka bicara pada
pers Indonesia. Barangkali karena orang Inggris itu terlibat
dalam proses penentuan pembelian kapal Tampomas II, dahulu MV
Great Emerald, yang tenggelam itu, dan sekarang sedang
disidangkan di muka Mahkamah Pelayaran. Kini bekerja sebagai
senior ship surveyor di Departemen Perdagangan Inggris di
London, Close oleh beberapa pejabat PT PANN dianggap sebagai
orang yang ulung di bidangnya.
Setelah susah payah mencoba mengontaknya, koresponden TEMPO di
London, berhasil bicara sebentar dengan ahli kapal itu. "Saya
menyetujui pembelian kapal itu, kondisinya dan juga harganya,
dari sejak semula," kata Close. "Kapal itu dalam keadaan baik
terakhir saya melihatnya."
Ditanya tentang berita sebuah harian di Jakarta bahwa semula dia
menentang pembelian kapal itu, tapi kemudian terpaksa
menyetujuinya karena tekanan-tekanan dari beberapa pihak, dengan
tandas Close menolak. "Itu tidak benar, itu nonsens. Dan saya
bukan orang yang bisa ditekan," kata Close. Close juga
mengatakan, "Tak ada pungli dalam pembelian kapal itu."
Sudah Dicek
Menurut Close, harga kapal Great Emerald memang bukan yang
termurah, "tapi kondisi kapal yang termurah itu kurang
memuaskan." Dia mengaku tak begitu ingat nama kapal yang
termurah tadi. Menurut dia, pembelian Great Emerald itu
sebelumnya sudah dicek harganya dengan kapal-kapal ferry yang
lain. Dia kemudian menyebutkan beberapa majalah perkapalan,
seperti Marine Journal, Lloyd's List, Marine Magazine.
"Grafiknya pun kami perbandingkan," katanya.
Close sendiri tak bersedia bicara tentang terjadinya kerusakan
mesin ketika pelayaran perdana kapal Tampomas II dari Jakarta ke
Padang. "Pada waktu itu saya sudah tak di Indonesia," katanya.
Dia meninggalkan Indonesia Juni 1980. Tapi, menurut Close, dia
berlayar bersama kapal itu dari Hongkong ke Manila. Dari sana
dia kembali ke Jakarta. Sementara kapal itu kembali ke Jepang
untuk dikonversi. Adapun pelayaran perdana itu sendiri
berlangsung pada awal Juni tahun lalu. Barangkali bersamaan
waktunya dengan pulangnya Close ke London.
Selain H.F. Close, adalah D.B.F. Mann yang sampai sekarang
diperbantukan pada PT PANN sebagai penasihat keuangan. Menurut
Dir-Ut PT PANN Nuzwari Chattab, kedua penasihat itu dipilih dan
diangkat PT PANN dari sejumlah calon ahli yang telah dipilih dan
ditawarkan oleh IMCO (Inter-Governmental Maritime Consultation
Organization).
Itukah sebabnya Bank Dunia bisa menyetujui memberikan
kredit-untuk membeli kapal tersebut? Menurut Close, Bank Dunia
tak akan meluluskan kredit Bank itu (US$ 5,8 juta), kalau ia tak
merekomendasikannya.
Bank Dunia sendiri, dalam suatu wawancara dengan koresponden
TEMPO di Washington DC, menyatakan persetujuan untuk membeli
kapal itu setelah PT PANN menganjurkannya. "Dengan syarat, ia
harus menjalani beberapa reparasi dan penyesuaian kecil-kecilan
agar memenuhi standar yang dikehendaki. Fakta yang menentukan
ialah, setelah dilaksanakan pekerjaan galangan kapal, untuk
kapal tersebut dikeluarkan sertifikat in-class (memenuhi
syarat), oleh badan yang berwenang di Jepang, Nippon Kaiji
Kyokai (NK)." (lihat box wawancara).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini