Dijual, Data Informasi

BERAPA harga kayu lapis di New York, harga emas di London, dan harga tembakau di Bremen? Semua ini dapat dijawab secara cepat dengan menekan beberapa tombol pada terminal komputer, asalkan komputer itu disambungkan dengan bank data berita niaga. Misalnya Dow Jones. Hal itu, mulai bulan lalu, bisa dilakukan di Jakarta: PT Indosat telah meresmikan SKDP (Sambungan Komunikasi Data Paket) untuk umum. Ini berarti, para pemilik komputer di Jakarta dapat menghubungkan komputernya dengan lebih dari 1.000 bank data di Amerika. Tentu dengan membayar. "Harganya 20 sen hingga ratusan dolar per jam, tergantung bank data yang dipilih," kata seorang karyawan PT Indosat kepada TEMPO. Untuk menjadi anggota Dow Jones misalnya, dipungut bayaran sekitar Rp 80 ribu setiap jam. Tapi, pelanggan SKDP membayar lebih dari itu. Indosat mengenakan biaya penyambungan, sewa modem, dan pemakaian saluran transmisi data. Biaya penyambungan adalah Rp 50 ribu atau Rp 250 ribu rupiah, sewa modem Rp 145 ribu hingga Rp 975 ribu per bulan, dan biaya pemakaian saluran sekitar Rp 250 per menit. Modem adalah peralatan yang ditambahkan pada komputer, agar dapat berkomunikasi melalui saluran transmisi. Makin mahal, berarti makin cepat data yang bisa diterima. Peminatnya banyak juga."Kami ingin memanfaatkannya untuk meningkatkan pelayanan pada nasabah," kata asisten direktur sebuah bank swasta, yang memborong 10 saluran. Selain pihak perbankan, perusahaan minyak pun banyak yang memesan, misalnya Mobil Oil. "Kalau perusahaan minyak biasanya menjadi langganan Emis," kata J. Parapak, direktur utama PT Indosat. Emis adalah kependekan dari Electronic Marketing Information System, sebuah bank data yang mengkhususkan diri pada informasi usaha perminyakan dan kimia. Bank data milik Mc Graw Hill ini termasuk yang paling mahal tarifnya. Iuran tahunannya saja sekitar Rp 25 juta. PT Indosat sendiri mengambil keuntungan dari biaya-pemakaian saluran yang merupakan hasil kerja samanya dengan ITT. Perusahaan telekomunikasi Amerika ini menerima sepertiga bagian, dan Indosat sisanya. "Mungkin juga kami bertindak menjadi agen bank data di Indonesia," tutur Parapak. Ini berarti, pembayaran penggunaan bank data dapat dilakukan lewat Indosat. Tapi itu baru rencana. Pelanggan yang ada sekarang harus membayar langsung ke bank data yang digunakannya. Misalnya PT Data Pos, yang menggunakan bank data Dialog dari perusahaan Lockheed dan juga Dow Jones. Namun, S. Harsono, direktur perusahaan ini, terlalu gembira - dengan adanya SKDP - untuk mengeluh. "Soalnya, SKDP memungkinkan kami meluaskan usaha," kata Harsono menjelaskan. Maklum, perusahaannya bergerak di bidang penjualan informasi. "Tadinya kami hanya menjual informasi lokal," cerita Harsono kepada TEMPO. Perusahaan yang didirikan 18 bulan lalu itu menjual informasi seperti nama dan alamat tenaga ahli di Indonesia dengan harga Rp 95 per alamat. Kini, ia dapat menyewakan terminalnya untuk para pelanggan yang ingin menggunakan Dialog atau Dow Jones. "Soalnya, kami 'kan tidak berhak menjual informasi bank data itu," kata Harsono yang memungut ongkos 30% dari biaya penggunaan terminalnya. Sudah ada langganannya yang memanfaatkan SKDP ini. Sebuah perusahaan mi berhasil mendapatkan daftar perusahaan di Amerika, yang kemungkinan bisa menjadi agen penjualan produknya. "Perusahaan itu mau mengekspor produknya ke Amerika," kata Harsono tertawa. Bisnis informasi di Indonesia sudah dimulai.