Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dirut IBC: Baterai Untuk Kendaraan Listrik Masih Harus Impor

Masifnya pengadaan kendaraan listrik membuat IBC harus mengimpor baterai.

16 Februari 2023 | 01.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung mengamati sepeda motor listrik pada Pameran Kendaraan Listrik Berbasis Baterai dalam rangkaian KTT G20 di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Sabtu 12 November 2022. Pameran tersebut diikuti 28 produsen otomotif. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan peningkatan produksi kendaraan listrik signifikan memerlukan baterai cell impor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Toto menuturkan kebutuhan produksi kendaraan listrik yangcukup tinggi menuntut impor baterai cell nya impor sampai 3 atau 4 tahun mendatang. Ia mengatakan IBC dapat membuat baterai pack dan kendaraan listriknya, tetapi tidak dengan baterai cell.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau baterai pack dan kendaraan listriknya kami percaya diri dapat buat sendiri. Tapi untuk baterai cell dalam jumlah banyak, harus masuk impor," ujar Toto dalam RDP Panja Transisi Energi ke Listrik bersama Komisi VI DPR RI, Selasa 15 Februari 2023.

Toto menjelaskan biaya impor baterai dapat mencapai 40 persen dari total harga kendaraan listrik berbasis baterai. Maka dari itu IBC berharap dapat memproduksi baterai sendiri.

"Jadi sangat strategis kalau kami memang bisa secepat mungkin melakukan produksi baterai dengan harga yang lebih kompetitif," jelasnya.

Sementara itu, Toto juga menyampaikan pentingnya Indonesia melakukan penyediaan green energi. Menurutnya, produsen-produsen baterai sangat berhati-hati memilih listrik pembangkitan dari aspek pembuatan konversi nikel.

Jadi kalau masih menggunakan berbasis batu bara, itu akan sulit masuk ke pasar eropa bahkan pasar china, karena sekarang semua pembangkitan harus berbasis green energi.

"Kalau memang energi terbarukan yang nanti akan digunakan, itu akan jauh lebih baik bagi baterai yang nanti akan kami produksi," kata Toto.

Pilihan Editor: Dirut IBC: Industri Baterai Kendaraan Listrik Butuh Investasi Rp 217 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus