NILAI salah satu peninggalan bekas Menteri Besar Ngara
Bagian Sabah, Tun Mustapha, yang dapat dinikmati orang
Indonesia. Yakni sebuah pemancar televisi yang mampu menjangkau
sebagian besar wilayah Kaltim bagian utara. Kurang jelas apakah
ada maksud Mustapha meluaskan radius popularitasnya ke daerah
tetangga. Sebab hampir semua penduduk di kawasan itu tampak
begitu intim dengan media itu, baik melalui pesawat sendiri,
ngintip di rumah tetangga atau lewat pesawat yang spesial
disediakan untuk umum.
Lebih Kerasan
Besarnya daya jangkau TV Sabah itu (yang merupakan kebanggaan
Tun Mustapha sebagai satu-satunya Negara Bagian Malaysia yang
punya pemancar TV), disambut oleh bangsa kita di Kaltim dengan
kegembiraan. "Kami sangat merasa ditolong" ujar Herdy Kepala
Administrator Pelabuhan Nunukan. "Betapa kesepian keluarga kami
di daerah terpencil ini seandainya tidak ada televisi".
Begitulah. Umumnya proyek yang dikatakan sebagai alat untuk
menunjukkan kemakmuran Sabah itu dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh orang kita. Ribuan pesawat TV segera menghambur ke Nunukan,
Tarakan, Tanjung Selor sampai ke pedalaman sungai Kayan. Bahkan
Herdy terang-terangan merasa lebih kerasan. Kalau begitu
syukurlah. Sebab penyakit pejabat yang bertugas di daerah
terpencil (yang biasanya suka meninggalkan pos berlama-lama
tidak terjadi di sana.
Lebih dari itu "kami di sini bisa mengikuti perkembangan dunia
secara teratur" ujar seorang camat di Bulungan. "Bayangkan kalau
tidak ada TV, bisa buta berita saya", ujarnya pula. Bertolak
dari sinilah agaknya beberapa waktu lalu, seorang dosen
Universitas Mulawarman berucap bahwa masyarakat di Bulungan
lebih dinamis dari pada masyarakat Kutai, meskipun keduanya
sama-sama terpencil.
Dan memang, pemancar di Kota Kinabalu itu (orang Sabah lebih
senang menyebutnya dengan KK) dapat ditangkap dengan sempurna di
Kaltim bagian utara sana. Bahkan pimpinan PT Kayan River Timber
Products (KRTP) pernah mengajukan permohonan memasang antene
penyambung agar TV Sabah lebih luas menjangkau kamp-kamp KRTP
dalam hutan. Tentu saja gubernur Wahab Syahranie menolak
permohonan itu. Sebab Pemda Kaltim sendiri kini sedang repot
meningkatkan daya pancar TVRI Ruhui Rahayu di Balikpapan, dari
80 kw menjadi 400 kw.
Injin
Nah, nanti setelah perluasan TVRI Balikpapan itu rampung tahun
1976, diharapkan bukan saja bisa ditangkap di Kalsel, tapi juga
bisa memalingkan wajah penonton dari KK ke Balikpapan. Hanya
saja, apakah Balikpapan mampu bersaing dengan KK, itulah yang
lebih penting dipersoalkan. Sebab tidak mustahil bila acara
Balikpapan masih seperti sekarang tentu akan menjadi bahan
cemoohan. Kan sia-sia jadinya. Padahal di samping jam siarannya
yang 3 jam lebih panjang (Balikpapan hanya 2 jam) TV Sabah juga
lebih menyenangkan. Rancangan-nya (acara-acaranya) lebih banyak
bersifat hiburan dan tidak bertele-tele. Jam siaran yang 5 jam
itu di hari-hari tertentu masih ditambah lagi 2 jam sebagai
siaran ujian (siaran percobaan) khusus ditujukan ke negara
bagian Serawak yang juga bisa ditangkap di Kaltim.
Meski begitu Pemda Kaltim tetap optimis. "Bagaimana pun mereka
akan senang nyetel TV Balikpapan, toh perasaan satu bangsa tentu
lebih menonjol" ujar Haji Datuk Langkat, Humas Pemda Bulungan.
Pikiran Datuk Langkat bisa diterima, asal ada syaratnya.
Umpamanya mengikat penonton dengan berita berita sekitar
"perasaan satu bangsa" itu. Tapi pada akhirnya memang terserah
kepada penonton untuk menentukan seleranya. Sebab "mengikuti TV
Sabah sebenarnya juga tidak ada pengaruhnya apa-apa" seperti
dikatakan Datuk Langkat. "Paling-paling hanya mempengaruhi
bahasa anak-anak kita" tambahnya. Tapi agaknya bukan hanya
anak-anak yang terpengaruh. Sebab tiba-tiba saja, Langkat
berteriak kepada seorang pengendara sepeda motor yang mogok di
muka rumahnya "Coba ditengok injinnya". Injin adalah bahasa
Malaysia yang berarti mesin (engine)....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini