Divestasi Kaltim Prima Coal

Setelah 10 tahun menguasai tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal, Rio Tinto PLC dan BP PLC akhirnya mau berbagi rezeki dengan perusahaan nasio-nal, dengan mendivestasi 51 persen sahamnya pada akhir Maret 2002. "Kami telah sepakat untuk melakukan finalisasi divestasi saham pada 31 Maret 2002," kata Sekjen Pertambangan dan Energi, Djoko Darmono, di Jakarta, Jumat pekan lalu. Namun, saat ini belum dicapai kesepakatan mengenai pola divestasi dan harga saham yang hendak dijual itu. Pemerintah menawarkan tiga alternatif divestasi. Alternatif pertama adalah penjualan 44 persen dan 7 persen. Untuk 44 persen harganya US$ 257 juta. Harga ini berlandaskan kesepakatan pada 26 Oktober 2000 antara pemerintah dan KPC. Untuk 7 persennya, KPC menawarkan US$ 62 juta, dengan asumsi 100 persen saham senilai US$ 889 juta. Alternatif kedua, menggunakan model penjualan 37 persen dan 14 persen. Yang 37 persen dihargai US$ 216 juta, dan 14 persen dihargai US$ 104 juta. Untuk alternatif ini pemerintah memperkirakan 100 persen sahamnya bernilai US$ 559 juta dan dari perhitungan harga tengah diperkirakan US$ 320 juta. Altenatif ketiga hampir sama dengan kedua. Bedanya ada pada harga saham yang 14 persen yang sampai sekarang masih dinegosiasikan. Belum jelas mana alternatif yang cenderung dipakai. Sebab, antara pemerintah dan KPC masih ada silang pendapat soal valuasi harga saham. Pemerintah menilai seluruh saham KPC bernilai US$ 559 juta, sementara pemilik menghargai US$ 889 juta.