Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TAK cuma aki yang lekat dengan nama Wanandi. Akhir bulan lalu koran-koran Kanada ramai memuat tulisan tentang Fruehauf. Perusahaan trailer ini ramai dibicarakan, lantaran dibeli Edward Wanandi. Ini dianggap penting, karena Fruehauf termasuk kakap. Omsetnya US$ 250 juta setahun. Lewat PT Gemala Industries Ltd., 60 persen saham Fruehauf pindah ke tangan Edward dan kawan-kawannya. "Tapi saya masih paling besar, kok," kata Edward, tanpa mau menyebut angka. Malah ia sudah merencanakan untuk mempercantik Fruehauf. Seperti pada pabrik aki di Inggris dan Australia, ongkos produksi yang tinggi akan dibikinnya rendah, dengan memindahkan pabrik. Kali ini dari Ontario ke Sunter Jakarta Utara. Dana US$ 25 juta sudah siap untuk itu. "Teknologinya juga gampang," kata Edward. Akhir tahun ini diharapkan pabrik sudah siap. Tak seperti biasa, si bungsu dalam keluarga Wanandi ini bergerak sendiri. Pengambilalihan yang diperkirakan bernilai puluhan milyar itu dibiayai dengan duit sendiri plus pinjaman bank. "Itu memang pribadi dia, kok," kata Sofyan Wanandi, kepala bisnis keluarga Wanandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo