Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Eigerindo MPI (Eiger) menyatakan dari 50-an supplier produknya di Indonesia, 74 persennya merupakan industri kecil berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pernyataan ini disebutkan oleh PR Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Supplier kami memang tidak banyak, pemain-pemainnya sekitar 50-an. Jadi UMKM ini memang skalanya masih kecil, tapi langsung kami kasih order yang banyak dari Eiger," ucap Rijal saat berkunjung ke Kantor Tempo di Jakarta, Senin 8 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, UMKM ini lebih banyak memproduksi produk tas dan juga aksesoris. Adapun untuk produk tas, Rijal mengatakan produksinya masih dipegang oleh Eiger sehingga dapat disebut seluruhnya made in Indonesia, dengan supplier yang juga berasal dari UMKM lokal.
Selain itu, Rijal menuturkan bahwa Eiger tidak main di industri besar, tapi lebih banyak di industri kecil seperti UMKM dengan presentase keseluruhannya mencapai 74 persen. Untuk data UMKM mana saja yang menjadi supplier Eiger, kata dia, masih dikumpulkan. Namun, mayoritas produsen tersebut berada di Pulau Jawa.
UMKM yang paling kuat, Rijal menyebutkan itu merupakan produsen bambu untuk produk tas Eiger Testicle dengan nama Eco Savior 45. Dengan terinspirasi dari mengaplikasikan botol plastik untuk di daur ulang menjadi bahan tas ini dan punggungan tas yang dari bambu yang eco friendly.
"Kelihatannya tidak berhubungan dengan produk, tapi bambu tersebut jadi tulangnya tas. Hari ini, pabrik tas Eiger di Bandung, produksi tas Eco Savior 45 ini sudah banyak. tapi produsen bambunya UMKM di Temanggung," imbuhnya.
Rijal mengatakan tas tersebut juga membawa banyak prestasi dengan menang tiga kali lomba desain produk di Taiwan, China, dan di Indonesia. Bahkan, Tas itu didaftarkan langsung oleh Kementerian Perdagangan bahwa produk tersebut dilombakan di China dan Taiwan.
"Jadi, desain menarik itu yang menjadi highlight-nya. Balik lagi ke Indonesia dan UMKM yang menjadi produsennya," kata Rijal.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini