Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonomi Keuangan Syariah Tumbuh Pesat Dalam 5 Tahun Terakhir, Aset Capai Rp 9.000 Triliun

Pangsa aktivitas usaha syariah terhadap PDB nasional juga meningkat signifikan menjadi 46,71 persen atau sekitar Rp 9.000 triliun.

7 Maret 2025 | 12.11 WIB

Suasana di salah satu stan pameran pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di JCC, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. Bank Indonesia menyelenggarakan ISEF 2024 pada 30 Oktober - 3 November 2024 yang bertujuan untuk mengintegrasikan serta mewujudkan ide-ide bagi kemajuan ekonomi nasional dan internasional melalui pengembangan ekonomi keuangan syariah. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Suasana di salah satu stan pameran pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di JCC, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. Bank Indonesia menyelenggarakan ISEF 2024 pada 30 Oktober - 3 November 2024 yang bertujuan untuk mengintegrasikan serta mewujudkan ide-ide bagi kemajuan ekonomi nasional dan internasional melalui pengembangan ekonomi keuangan syariah. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Dana Sosial Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Urip Budiarto mengatakan ekonomi syariah di Indonesia tumbuh sangat pesat dalam lima tahun terakhir. Dia menyebut pangsa aktivitas usaha syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 46,71 persen atau sekitar Rp 9.000 triliun dari yang awalnya Rp 5.000 triliun di 2020 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Urip menjelaskan, salah satu indikator pertumbuhan tersebut dilihat dari semakin bertambahnya masyarakat yang menggunakan produk perbankan syariah. "Secara umum ekonomi kita tumbuh dilihat dari perbankan syariah yang kini memiliki market share Rp 980 triliun atau naik 7,72 persen," kata Urip saat Kepada Tempo saat ditemui usai acara Indonesian Muslim Market Outlook 2025 di Jakarta Pusat, Kamis, 7 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya sektor perbankan saja, industri keuangan non-bank juga tumbuh sebanyak Rp 380 triliun. Kemudian, perputaran uang syariah di pasar modal juga mencapai Rp 8.500 triliun.

Urip menyampaikan sejauh ini tren keuangan syariah masih melaju kencang dan jadi life style yang paling laku di Indonesia. "Jadi keuangan syariah ini laku sekali di masyarakat. Hanya tinggal memperbaiki dan meningkatkan literasi keuangannya saja agar tidak menjadi konsumsif atau utang berlebihan," tutur dia

Menurut Urip, dari semua sektor ekonomi syariah, yang masih harus didorong pertumbuhannya adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Urip menilai perlu ada pengurangan impor di sejumlah bahan baku. Bahan baku yang memang bisa di sediakan dalam negeri lebih baik diproduksi dalam negeri saja. Hal itu dilakukan agar produk lokal Indonesia tidak hanya berkualitas tetapi juga bersaing dari segi harga.  

"Misal gelatin dan kolagen untuk produk kosmetik dan pangan yang impornya masih besar sekali sampai 90 persen.Padahal bisa kita produksi sendiri. Di ITB ada kolagen dan gelatin berbasis limbah ikan " 

Jika impor bahan baku itu berkurang dan mendapat pasokan dari dalam negeri, Urip optimistis produk UMKM Indonesia bisa menguasai pasar dunia. "Karena dari sisi produk kita itu sudah unggul. Namun dari sisi volume dan pricing kita kalah, China lebih murah," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus