Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN modal US$ 23 juta, Citra Tubindo melancarkan perluasan pabrik pipa seamless (pipa tanpa sambungan) yang memang sudah direncanakan sejak tahun silam. Didirikan di atas tanah seluas 20 hektare di Pulau Batam, pabrik yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Hartarto, Sabtu pekan silam, itu akan berfungsi sebagai pemroses tahap lanjut (advanced seamless pipe, processing & heat treatment plant). Dan ini merupakan pabrik yang pertama terbesar di Asia, di luar Jepang. Corporate Manager Citra Tubindo, Harsono, S.H. mengatakan, dengan berdirinya pabrik pemroses itu, maka yang perlu diimpor kini hanya green pipe, yakni pipa seamless yang belum diproses. Dengan ekspansi tersebut, Citra Tubindo muncul sebagai pabrik yang lebih canggih dibandingkan dengan tiga pembuat pipa lainnya (Hymindo Petromas Utama, Purnabina Nusa, dan Patraindo Nusa). Siapa saja pemasok dana untuk pabrik "terbesar" di Asia itu? Menurut Harsono, US$ 3 juta dihimpun dari penjualan saham di pasar modal, US$ 20 juta diperoleh sebagai pinjaman dari IBJ, sisanya ditutup dengan laba perusahaan yang ditahan. Mengapa ketika bisnis tersendat, Citra Tubindo berani berekspansi? "Saya lihat sekarang prospeknya baik, karena Pertamina terus menandatangani kontrak pengeboran minyak di Indonesia Timur," Harsono menyebutkan alasannya yang pertama. Alasan kedua ialah, karena belum ada pesaing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo