Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Emas-emas yang dibeli

Untuk mengamankan cadangan devisa, b.i memborong emas di pasaran internasional. sampai 1980 berjumlah 76.900 kg kini dengan merosotnya harga emas bi dikabarkan rugi sekitar us$ 150 juta. (eb)

7 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK pertanyaan diajukan para anggota DPR dalam acara tanyajawab dengan Gubernur Bank Indonesia pekan lalu. Tapi ada satu yang agaknya terlewatkan: Tentang sejumlah emas lantakan yang diborong BI di pasaran internasional. Diam-diam sejak awal tahun 1980, BI telah menyisihkan sebagian dari cadangan devisanya untuk dibelikan emas di bursa-bursa luar negeri. Dari waktu ke waktu, BI telah melakukan pembelian, sehingga di akhir Desember 1980, bank sentral yang dipimpin Rachmat Saleh itu telah mengumpulkan emas sebanyak 2,4 juta troy ounce lebih sedikit. Kalau dihitung dalam ukuran sini (1 troy ounce sekitar 31 gram), maka BI di penutup tahun 1980 telah memiliki sebanyak 76.900 kg emas lantakan (batangan). Seorang pejabat yang dekat dengan BI tak mengelak ketika ditanya. "Yah, BI melakukan pembelian secara berkala demi pengamanan," katanya. Terhadap bahaya apa? Pejabat itu pun menunjuk pada peristiwa dibekukannya kekayaan (assets) pemerintah Iran sebanyak US $8 milyar di berbagai bank AS. "Kalau itu bisa terjadi terhadap Iran, tindakan yang sama bisa terjadi terhadap negara lain. juga Indonesia," jelasnya. Gengsi Tindakan Presiden AS Jimmy Carter ketika itu rupanya membuat banyak gubernur bank sentral tak nyenyak tidur. Bukan hanya negara-negara minyak di Timur Tengah yang menyerbu pasaran emas, tapi juga Indonesia. Menyimpan emas, berbeda dengan menyimpan mata uang atau surat-surat berharga lain di bank, dapat dicairkan setiap waktu dibutuhkan. Ketika itu, pada awal 1979, harga emas bergerak antara US$ 475 dan US$500 per troy ounce. Tapi itu belum seberapa dibandingkan setelah pecahnya invasi tentara Rusia ke Afghanistan pada 27 Desember 1979. Beberapa hari setelah itu, di awal tahun 1980, harga emas pun menggila sampai US$ 690 per troy ounce. Indonesia yang memborong emas sampai 76,9 ton kabarnya telah menyisihkan sejumlah US$1,2 milyar, atau sekitar 17% dari jumlah cadangan devisa yang kini masih US$7 milyar. Pembelian BI itu membuat Indonesia tercatat sebagai pemilik emas besar di ASEAN. Menurut catatan Dana Moneter Internasional (IMF), adalah Indonesia yang di akhir Desember 1980 memiliki 2,4 juta troy ounce emas lantakan. Malaysia waktu itu memiliki 2,3 juta troy ounce, sedikit di bawah Indonesia. Tapi Muangthai sedikit di atas Indonesia, yakni 2,45 juta troy ounce. Patut diketahui kedua anggota ASEAN itu sejak lama telah membeli emas. Sedang Indonesia, sebagai pembeli yang tiba-tiba menonjol, terpaksa harus membayar harga emas yang tinggi. Dengan harga emas yang kini merosot hingga sekitar US$500 per troy ounce di pasaran internasional -- atau di pasaran Jakarta di bawah Rp 11.000 per gram -- BI diperkirakan mengalami kerugian yang cukup besar sekitar US$ 150 juta. BI juga kehilangan kesempatan memperoleh bunga 15% setahun yang berlaku di bank-bank Eropa ketika itu. Sebuah sumber di BI berpendapat itu memang risiko yang harus ditanggung. Tapi dia yakin, "harga emas cenderung akan naik lagi," katanya. Kapan? Beberapa pengamat mengangkat bahu, tanda tak pasti. "Sulit untuk menebak, meskipun saya yakin harga akan membaik lagi," kata Hiap Seng, pedagang emas di Jalan Kenanga, daerah Senen, Jakarta. Berakhirnya penyanderaan warganegara AS di Iran, dan masuknya Ronald Reagan ke Gedung Putih menggantikan Jimmy Carter, membuat mata-uang dollar AS bertambah kuat. Ini pada gilirannya membuat harga emas menurun. Dan sang dollar nampaknya semakin bergengsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus