Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menilai masyarakat seharusnya tak melihat sejumlah BUMN Karya hanya sebagai perusahaan yang memiliki utang menumpuk sehingga muncul persepsi akan bangkrut, misalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebaliknya, peran perusahaan pelat merah itu tak bisa dikesampingkan karena telah membangun berbagai infrastruktur yang pada gilirannya berdampak positif terhadap perekonomian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau masalah (BUMN) Karya ini selalu persepsi yang dibangun bangkrut, apalagi tambah banyak utang, saya rasa kadang-kadang impact-nya yang tidak dirasakan,” kata Erick usai menghadiri acara Indonesia-China Smart City Technology & Investment Expo 2023 di Jakarta, Kamis, 25 Mei 2023.
Ia lalu menjelaskan bagaimana pembangunan jalan tol selama ini sudah sangat berimbas positif langsung. Mulai dari mengurai kemacetan, memperlancar logistik hingga menekan penggunaan bahan bakar.
“Sekarang kalau (BUMN) Karya itu tidak membangun jalan tol yang ada, gimana? Ada harga ongkos yang lebih mahal dibangun, apa? Kemacetan yang luar biasa yang akhirnya pemborosan BBM. Kemarin waktu mudik bagus, kan? Lancar dan BBM angkanya enggak seperti yang diprediksi,” ucap Erick Thohir.
Selain itu, dari segi logistik, kata Erick, sejumlah ruas tol yang dibangun Hutama Karya terbukti efektif menekan biaya operasional dan mengurangi persentase jumlah jalanan yang rusak.
“Coba kalau jalan tol enggak ada. Berapa ongkos logistik kita? Mahal. Akhirnya apa? Jalan-jalan desa rusak, 40 persen jalan rusak karena apa? Penggunaan dari pada angkutan yang melebihi kapasitas. Solusi tol,” ucapnya.
Selanjutnya: Lebih jauh Erick juga berharap masyarakat...
Lebih jauh Erick juga berharap masyarakat tidak berspekulasi soal alasan rencana merger sejumlah BUMN Karya yang berada di bawah Danareksa akibat alasan utang. Sebaliknya, merger harus dilihat sebagai salah satu solusi yang telah ditawarkan dalam mendukung infrastruktur Indonesia.
Selain soal merger terhadap sejumlah BUMN Karya yang berada di bawah Danareksa, Erick Thohir juga memastikan bakal mensinergikan BUMN-BUMN Karya besar yang tidak berada di bawah Danareksa. Sejumlah BUMN Karya besar yang dimaksud adalah seperti Hutama Karya akan bersinergi dengan Waskita Karya, dan PT PP akan bersinergi dengan WIKA.
"Ini bisa menjadi istilahnya anak usaha, sehingga bisa memperkuat cashflow," tuturnya.
Untuk menkonsolidasikan BUMN Karya tersebut, kata Erick, Kementerian BUMN sejak awal telah memiliki peta jalan yang disusun bersama Boston Consulting Group. Sedikitnya ada tiga konteks yang dipelajari. Pertama, persoalan ketika pembiayaan jangka pendek harus membiaya proyek jangka panjang.
Kedua, Kementerian BUMN berupaya melakukan refokus BUMN-BUMN Karya harus dengan expertise atau keahliannya. Ini dalam rangka agar sampai BUMN-BUMN Karya tidak saling membanting harga demi rebutan proyek, padahal cashflow-nya tidak ketemu. Ketiga, BUMN-BUMN Karya melebarkan bisnis pada sektor-sektor yang bukan expertise-nya, seperti sektor properti.
ANTARA
Pilihan Editor: Erick Thohir Soal Dugaan Korupsi di Antam: Kalau Ada Oknum Terkena, Itu Bagian dari Bersih-bersih
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini